JAKARTA — Tentara Israel mengusir sekelompok warga sipil sayap kanan Israel yang menyeberang ke Lebanon. Mereka berniat mendirikan tenda permukiman.
The Times of Israel melaporkan 10 hari lalu kelompok yang menganjurkan aneksasi dan permukiman di Lebanon selatan, mengatakan mereka telah melintasi perbatasan dan mendirikan pos terdepan.
Pada Rabu, 18 Desember militer Israel mengatakan warga sipil itu sudah diminta pergi.
“Penyelidikan awal menunjukkan bahwa warga sipil memang melewati garis biru beberapa meter, dan setelah diidentifikasi oleh pasukan IDF, mereka diusir dari daerah tersebut,” kata IDF dilansir Reuters.
“Setiap upaya untuk mendekati atau melintasi perbatasan ke wilayah Lebanon tanpa koordinasi menimbulkan risiko yang mengancam jiwa dan mengganggu kemampuan IDF untuk beroperasi di wilayah tersebut dan menjalankan misinya,” sambung pernyataan itu.
Baca juga:
- Kasus Dokter Koas Dianiaya, Anggota DPR Ingatkan ASN Jaga Sikap Keluarga Agar Tak Seperti Mario Dandy
- Rusia Tuding Ukraina Berulang Kali Jatuhkan Amunisi Fosfor Putih dari Drone
- Kapal Kayu di Kongo Tenggelam, 22 Orang Tewas
- Serangan Brutal Israel ke Gaza Berlanjut, AS-Arab Ikut Rundingkan Upaya Gencatan Senjata
Times of Israel mengatakan wilayah yang diklaim kelompok tersebut di bawah kendali militer Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani bulan lalu antara Israel dan kelompok militan Hizbullah Lebanon.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata 26 November, pasukan Israel boleh tetap berada di Lebanon selama 60 hari.
Israel belum mendirikan permukiman di Lebanon selatan, termasuk ketika militernya menduduki wilayah tersebut pada tahun 1982-2000.