Tujuan Jokowi Reshuffle Kabinet Tahun Lalu: Tak Hanya Kasus Menteri, karena Adanya Permintaan dari Beberapa Kalangan
DOK ANTARA/Presiden Jokowi bersama Wapres Ma'ruf Amin

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pada tahun lalu Presiden Joko Widodo telah melanti 6 menteri baru Kabinet Indonesia Maju dari beranda Istana Merdeka. Lalu apa tujuan tujuan Jokowi reshuffle kabinet?

6 menteri baru yang reshuffle kabinet ialah, Tri Rismaharini, Sandiaga Uno, Budi Gunawan Sadikin, Yaqut Cholil Qoumas, Sakti Wahyu Trenggono, dan M Luthfi.

Tujuan Jokowi reshuffle kabinet

Alasan kuat perlunya reshuffle yakni dugaan kasus korupsi yang menjerat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo serta Menteri Sosial Juliari Peter Batubara. Keduanya berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Desakan kepada reshuffle atau perombakan kabinet malahan timbul dari pelbagai kalangan. Salah satu yang mendesak supaya Presiden Jokowi melaksanakan perombakan kabinet yaitu Komite Rakyat Nasional (Kornas) Jokowi.

Menurut Kornas Jokowi, saat ini kepuasan masyarakat terhadap kinerja Kabinet Indonesia Maju menurun. Salah satu penyebabnya adalah dugaan korupsi yang menjerat dua menteri tersebut.

Selain masalah korupsi, Organisasi pendukung Jokowi itu juga menilai sejumlah menteri gagap dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Saat ini, di kondisi pandemi ini, banyak menteri yang gagap, padahal Jokowi sering bilang kita harus kerja extraordinary," ujar Ketua Kornas Jokowi, Havid Permana melalui pesan singkatnya, Selasa, 22 Desember 2020. 

"Kemudian meningkatnya kasus COVID-19, yang sangat berdampak pada perekonomian masyarakat," kata dia. 

Kornas sendiri mempunyai daftar nama menteri yang mempunyai kinerja buruk dalam kurun satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Sehingga, dirasa perlu di-reshuffle. "Kita juga mengusulkan penambahan nomenklatur baru yaitu Kementerian Kebudayaan RI," imbuh Havid.

Selain minta pergantian, pihaknya juga menyiapkan nama, apabila Kepala Negara memerlukan pertimbangan dirinya. Ia mengaku mempunyai alasan untuk mengajukan para relawan menjadi asisten presiden. 

"Relawan ini, orang-orangnya punya loyalitas dan menurut kami Jokowi butuh orang yang punya loyalitas karena 2024 sudah memasuki pemilu. Jangan sampai menteri punya agenda masing-masing," jelas Havid.

Sementara itu, Sekjen Kornas Jokowi, Akrom Saleh Akib, mengatakan pembantu presiden yang baru nanti harus loyal dan tak tertarik kepentingan pragmatis, apalagi sampai tersangkut kasus korupsi.

"Perombakan itu harus dilakukan besar-besaran. Saya meminta agar Presiden tak usah ragu-ragu lagi," tandas Akrom.

Selain tujuan Jokowi reshuffle kabinet, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!