JAKARTA - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump akan menggunakan militer semaksimal mungkin untuk mendukung upaya deportasi massal.
Hal ini ditegaskan Trump dalam wawancara dengan majalah TIME dilansir Reuters, Kamis, 12 Desember.
Trump berkomitmen pada rencananya untuk menggunakan pasukan untuk mencoba melakukan deportasi massal.
Ketika ditanya tentang undang-undang AS yang secara umum melarang penggunaan militer dalam penegakan hukum dalam negeri, Trump mengatakan imigrasi ilegal merupakan invasi yang perlu dihentikan.
“Saya menganggapnya sebagai invasi terhadap negara kita,” kata Trump kepada TIME sebagai bagian dari wawancara yang menyebut dia sebagai ‘Person of the Year’.
“Kami akan memanggil Garda Nasional, dan kami akan bertindak sejauh yang saya boleh lakukan, sesuai dengan hukum negara kami,” imbuh dia.
Trump, anggota Partai Republik yang memenangkan pemilu kembali pada November, menggambarkan para migran sebagai penjahat berbahaya dan menjanjikan tindakan keras terhadap imigrasi legal dan ilegal, termasuk deportasi massal.
Dia berencana untuk menarik sumber daya dari seluruh pemerintah federal untuk upaya deportasi dan mengumumkan keadaan darurat nasional guna membuka dana untuk penegakan hukum, Reuters melaporkan pada November.
BACA JUGA:
Pemerintahan Partai Republik dan Demokrat telah menggunakan pasukan Garda Nasional untuk membantu Patroli Perbatasan AS di perbatasan dengan Meksiko, namun mereka belum digunakan untuk melakukan penangkapan migran ilegal.
Selain itu, Trump tidak menutup kemungkinan akan membangun fasilitas penahanan baru untuk menampung para imigran yang menunggu deportasi.
Pemerintahannya akan berupaya mendeportasi mereka dengan cepat, sehingga membatasi kebutuhan akan kamp atau tempat lain.
"Saya tidak ingin mereka terkurung dalam kamp selama 20 tahun ke depan. Saya ingin mereka keluar, dan negara-negara harus menerima mereka kembali," kata Trump.