Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pekerja harian keturunan Hispanik berdemo di depan Gedung Putih, memegang poster dengan slogan seperti "Saya Suka Biden" dan "Saya Membutuhkan Izin Kerja untuk Keluarga Saya". Mereka disebut-sebut dibayar 20 dollar AS.

Aksi ini diprakarsai oleh Nick Shirley, seorang influencer pro-Trump yang sering bertanya kepada para migran di depan kamera apakah mereka mendukung Presiden Partai Demokrat Joe Biden atau menurutnya dia mempermudah mereka untuk datang ke AS.

"Kami ingin membawa Anda ke Gedung Putih," kata Shirley kepada orang-orang yang direkrutnya di tempat parkir Home Depot, tempat para pekerja harian biasanya menunggu pekerjaan, dalam video yang kemudian diunggah ke YouTube sebagaimana dilansir Reuters, Kamis, 13 Juni. Aksi ini dilaporkan digelar pada pertengahan Mei.

"Apa yang (Biden) lakukan terhadap para migran itu sangat baik, bukan? Membiarkan semua orang masuk? Jadi kami akan menunjukkan kepadanya dan mengucapkan terima kasih."

Shirley, berusia 22 tahun yang memiliki lebih dari 318.000 pengikut di media sosial, termasuk di antara kelompok influencer baru yang mendukung calon presiden dari Partai Republik Donald Trump yang membantu membentuk perdebatan imigrasi ketika kampanye pemilu AS memanas.

'Pengiriman' mereka yang dilakukan secara langsung dari kota-kota Amerika dan perbatasan selatan dengan Meksiko menggambarkan migran yang masuk ke negara tersebut secara ilegal sebagai orang yang berbahaya dan memberatkan, dan merupakan bagian dari rencana untuk meningkatkan jumlah pemilih Partai Demokrat.

Biden mulai menjabat pada tahun 2021 dan berjanji untuk membatalkan banyak kebijakan Trump yang membatasi perbatasan, namun ia kesulitan mengatasi jumlah migran yang tertangkap secara ilegal melintasi perbatasan AS-Meksiko di bawah pengawasannya.

Meskipun sulit untuk mengukur dampak para influencer dalam perdebatan tersebut, imigrasi adalah isu pemilu utama bagi para pemilih dan merupakan inti dari kampanye Trump untuk merebut kembali kursi kepresidenan pada bulan November.

Sekitar tiga perempat dari anggota Partai Republik dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada Mei mengatakan migran di AS secara ilegal “merupakan bahaya bagi keselamatan publik.” Kalangan independen, yang bisa menentukan siapa yang akan menempati Ruang Oval berikutnya, berbeda pendapat mengenai masalah ini