Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata heran dengan pernyataan Setyo Budiyanto yang menyebut pimpinan lembaga antirasuah tak pernah bertemu dengan Kapolri maupun Jaksa Agung. Ia mempertanyakan informasi itu karena nyatanya tidak demikian.

Hal ini disampaikan Alexander menanggapi pernyataan capim KPK tersebut saat uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test yang digelar Komisi III DPR RI pada Senin, 18 November. Ketika itu, Setyo menyinggung soal ego sektoral yang terjadi pada kepemimpinan KPK periode 2019-2024.

Setyo bahkan menilai, pimpinan komisi antirasuah sekarang merasa tinggi dibanding penegak hukum lain. Mereka disebut tak mau bertemu dengan Kapolri maupun Jaksa Agung.

"Dia (Setyo Budiyanto, red) dapat informasi dari siapa," kata Alexander kepada wartawan yang dikutip pada Kamis, 21 November.

Alexander mengatakan pertemuan dengan pimpinan penegak hukum lain sering dilakukannya.

"Saya sudah sembilan tahun di KPK dan sudah sering bertemu Jaksa Agung dalam berbagai kesempatan. Demikian juga pimpinan yang lain," tegasnya.

Selain itu, Alexander juga membantah Pimpinan KPK periode 2019-2024 merasa lebih tinggi dibanding yang lain. 

"Bahkan dalam acara-acara kenegaraan, kami duduknya di belakang pemimpin lembaga penegak hukum lainnya," ujarnya.

Meski begitu, Alexander mengamini adanya koordinasi dan supervisi yang berjalan tidak efektif dengan penegak hukum lainnya. Apalagi, KPK sekarang tidak lagi memiliki peran trigger mechanism karena perubahan undang-undang.

"UU KPK yang baru mengamanatkan agar dalam pemberantasan korupsi, KPK bekerja sama atau sinergi dengan lembaga lainnya. Dengan demikian, ketiga lembaga penegak hukum memiliki kedudukan yang sama dalam pemberantasan korupsi," pungkas mantan hakim ad hoc itu.