Bagikan:

JAKARTA - Komandan Korps Brimob (Dankorbrimob) Komjen Imam Widodo menyebut pengepungan Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) oleh anggota Brimob hanyalah framing semata.

Menurutnya, semua kementerian dan lembaga tidak ada yang superior dalam Republik Indonesia. Justru, semua harus saling memperkuat.

"Nggak ada. Framing saja. Nggak ada," ujar Imam di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, dikutip Jumat, 15 November.

"Jadi kita ini sama dalam republik tercinta ini. Tidak ada yang superior, tapi kita saling menguatkan. Yang menjadi prioritas daripada bangsa ini semua kementerian/lembaga ini saling memperkuat. Itu saja sebenarnya. Jadi tidak ada namanya kita yang Itu adalah framing saja," sambungnya.

Sementara ketika dipertanyakan mengenai ada Brimob yang disanksi, Imam justru bertanya balik. Kemudian, kembali mengingatkan bahwa Brimob hanya framing.

"Sanksi yang gimana ya? Nanti mungkin Itu framing saja. Sebabnya tidak ada yang lain-lain. Itu saja," kata Imam.

"Nggak ada ya. Brimob ini kan kepolisian. Kita ini tidak berdiri sendiri. Tapi kita bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. Jadi apa yang menjadi statement Bapak Kapolri ya itu yang akan kita laksanakan," imbuhnya.

Sebelumnya, Jaksa Agung ST Burhanuddin mengungkapkan bahwa ada oknum anggota Brimob yang terlibat dalam pengepungan kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) saat pengusutan kasus korupsi timah.

Pernyataan ini disampaikan Burhanuddin dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, menjawab pertanyaan anggota Komisi III Benny K Harman yang meminta kejelasan mengenai insiden tersebut.

“Pengepungan Kejaksaan Agung dilakukan, jujur saja, dilakukan oleh oknum Brimob,” ujar Burhanuddin Rabu, 13 November.

Burhannudin juga menyebut pihaknya telah menyerahkan oknum Brimob yang terlibat kepada Mabes Polri dan tidak lagi memantau perkembangan kasus tersebut.

Adapun, pernyataan Jaksa Agung untuk menjawab pertanyaan dari Benny K Harman yang meminta penjelasan lebih lanjut mengenai peristiwa yang terjadi pada saat itu.

Pertanyaan Benny berasal dari pembuntutan tersebut berlangsung pada Minggu, 19 Mei, malam. Kala itu, Jampidus Kejagung Febrie Ardiansyah sedang makan malam dalam sebuah restoran Perancis di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

Dia datang bersama satu ajudan dan petugas patroli wilayah (patwal) Polisi Militer. Atas kejadian ini, seorang anggota Densus 88 berinisial IM dengan pangkat Bripda diamankan. Dia diduga tengah menjalankan misi "Sikat Jampidsus" dan melakukan penyamaran.

“Kami mohon penjelasan yang pertama adalah kalau bisa kami dijelaskan apa ceritanya kantor Kejaksaan Agung itu dikepung oleh pasukan coklat. Coklat atau Brimob? Sampai saat ini belum ada penjelasan, hanya muncul berita di publik kemudian bersalaman lalu selesai. Tapi apa peristiwa sesungguhnya publik ingin mendapatkan penjelasan sejelas-jelasnya,” ungkap Benny.