Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti memprediksi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bakal maju kembali di Pilkada 2024 mendatang.

Hal ini diprediksi dari pertemuan mantan gubernur DKI Jakarta itu dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming di Loji Gandrung, Rabu 7 April.

Menurut Ray, karir Ahok di dunia politik masih akan terus berlanjut meski pernah dipenjara lantaran tersandung kasus hukum. Bahkan, komisaris utama PT Pertamina itu masih mungkin dicalonkan sebagai presiden.

"Ya tidak (karir politik berhenti.red) dong, saya kira kalau dilihat dari popularitas tetap masuk namanya dalam deretan capres meskipun cuma 1-2 persen tapi tetap masuk," ujar Ray kepada VOI, Jumat 9 April.

Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia itu menilai, Ahok akan rugi apabila tidak kembali 'ganas' di perpolitikan Indonesia.

"Dengan melihat fakta itu saya kira justru Ahok akan merugi secara politik apabila tidak mengoptimalkan pesona dalam dunia politik. Kecuali dia memang sudah tidak minat," jelas Ray.

Ray pun melihat peluang Ahok masih sangat tinggi apabila kembali maju sebagai calon kepala daerah. Baik di DKI Jakarta maupun di Jawa Tengah. Bahkan, banyak daerah lain menginginkan Ahok sebagai pimpinannya.

"Karena publik tetap bisa menerima dia, lebih dari itu kan banyak daerah sebetulnya yang memungkinkan berkenan menerima Ahok," kata Ray.

Tidak menutup kemungkinan bahwa pertemuan Ahok dan Gibran merupakan sinyal PDIP menduetkan keduanya sebagai gubernur pada Pilkada 2024 mendatang.

"PDIP lah yang akan mencalonkan dia sebagai kepala daerah, boleh jadi akan dipasangkan dengan Gibran di DKI Jakarta atau di Jawa Tengah," terang Ray.

Ray pun memandang status Ahok sebagai mantan narapidana tidak akan menjegal langkahnya di dunia politik nasional. Terlebih dalam UU tidak ada aturan terkait larangan tersebut. 

"Nggak ada masalah, di UU kita kan tidak ada larangan. Mantan koruptor aja boleh. Jadi masih terbuka penerimaan publik terhadap dirinya juga masih tinggi," katanya.

Ray menambahkan, Pilkada 2024 mungkin akan menjadi momentum emas bagi Ahok merebut kembali kursi DKI 1. Mengingat, Anies Baswedan diproyeksi maju sebagai capres.

"Kalau Ahok tetap mengoptimalkan popularitas dirinya, entah sebagai cakada di 2024 yang akan datang. Karena asumsi kedepan kan Anies naik jadi capres, DKI sepertinya lowong. Nah Ahok bisa masuk karena sedikit banyak orang masih menerima dia di DKI Jakarta atau di Jawa Tengah. Banyak pilihan lah kalau Ahok itu," tandas Ray Rangkuti.