JAKARTA - Peta pencalonan Pilkada 2024 di DKI Jakarta hingga kini masih terbuka. Sejauh ini, baru Anies Baswedan yang mengumumkan dirinya bakal maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku dirinya sudah lebih siap jika kembali mengikuti kontestasi pilkada. Menurut undang-undang, Anies dan Ahok tak bisa dipasangkan pada Pilgub Jakarta karena sama-sama pernah menjadi gubernur di provinsi tersebut.
Lalu, apakah ada kemungkinan Anies bakal kembali melawan Ahok dalam Pilkada Jakarta seperti tahun 2017 lalu? Hal ini, dinilai pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin, tak mungkin terjadi.
Tak dapat dipungkiri bahwa Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu memberi dampak polarisasi dengan jelas, baik dari pendukung Anies maupun Ahok. Sehingga, Ujang memandang, para parpol pengusung tak akan membiarkan kondisi itu terjadi lagi.
"Saya yakin Anis versus Ahok tidak akan terjadi. Kenapa? pertama akan membuka luka lama. Kalau ahok maju lagi, politik identitas itu akan akan muncul lagi, itu berbahaya," kata Ujang kepada wartawan, Senin, 15 Juli.
Lalu, Ujang menyebut, jejak pidana Ahok dalam kasus penistaan agama dianggap tidak lagi menarik untuk diusung sebagai calon gubernur.
"Jadi saya melihatnya kalau wacana Anies dengan Ahok tidak akan terjadi dan ahok juga tidak akan laku untuk dijual lagi karena aku sudah pernah dipidana. Masa iya tidak ada orang lagi yang bisa diusung selain ahok? Kan banyak tokoh-tokoh berkualitas, yang bagus, yang bersih yang belum pernah kena kasus itu," jelasnya.
Bulan lalu, Ahok menyatakan siap untuk kembali bertarung dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Ahok merasa lebih siap menjadi gubernur Jakarta dibandingkan sebelumnya, berkat pengalamannya selama empat tahun memimpin Jakarta dan posisinya sebagai komisaris utama di Pertamina.
"Saya sekarang jauh lebih siap jadi gubernur. Pengalaman empat tahun memimpin Jakarta dan optimalisasi biaya di Pertamina memberi saya banyak pelajaran. Pemerintah yang baik harus dijalankan seperti korporat, memberikan banyak CSR dan dividen kepada pemiliknya," ujar Ahok seusai acara di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu 22 Juni.
Ahok menyebutkan pengalaman sebagai kepala pemerintahan dan komisaris di perusahaan besar membuatnya yakin bisa menata Jakarta lebih baik lagi. Ia menekankan pentingnya infrastruktur yang lebih banyak untuk mendukung perkembangan kota.
Dalam kesempatan terpisah, politisi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu, mengomentari pernyataan Ahok tersebut. Menurut Masinton, Ahok adalah salah satu dari beberapa kader PDI Perjuangan yang berpotensi maju dalam Pilgub Jakarta 2024. Nama-nama lain yang muncul dari internal PDI Perjuangan antara lain Andika, Pramono Anung, Risma, dan Anies Baswedan.
また読む:
"Pak Basuki memiliki rekam jejak yang kuat, pernah dua kali maju pilkada dan memimpin Jakarta serta Pertamina. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan partai," ujar Masinton.
PDI Perjuangan, meski memiliki 15 kursi di DPRD DKI Jakarta, memerlukan tambahan kursi untuk dapat mencalonkan kepala daerah secara mandiri. Oleh karena itu, partai harus membangun komunikasi dengan partai politik lain untuk mencapai syarat minimal 22 kursi.