Jabatan Wali Kota Dinilai Terlalu Rendah, Gibran Rakabuming Diproyeksi Berpeluang Jadi Capres
Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Andriadi Achmad, menilai peluang putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sangat besar dalam kancah perpolitikan. 

Bahkan menurutnya, jabatan wali kota Solo masih terlalu rendah mengingat Gibran merupakan seorang putra mahkota.  

"Sebagai putra mahkota harusnya Gibran itu sudah langsung ke tingkat pusat, apakah anggota DPR atau Pilgub Jakarta atau Pilgub Jateng. Jadi posisi mengambil wali kota, menurut saya masih rendah sebagai putra mahkota," ujar Andriadi kepada VOI, Kamis, 8 April.

Melihat rekam jejak Jokowi, lanjut Andriadi, mantan wali kota Solo itu sudah membuka jalan bagi para kepala daerah untuk bisa langsung menjadi calon presiden. Sebab sebelumnya, pencapresan masih melingkupi sosok-sosok di ring satu Istana.

"Jokowi buka peta baru politik Indonesia. Dari wali kota, kemudian gubernur lalu presiden. Selama ini jadi presiden kan dari pusat aja, misal menteri atau panglima," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Political Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) itu menuturkan, Gibran diproyeksi bisa mengikuti jejak langkah Jokowi dibeberapa tahun mendatang. Ayah Jan Ethes itu, kata dia, bisa menaikkan level kepemimpinannya ditingkat provinsi sebagai gubernur Jawa Tengah. 

"Gibran, kemungkinan besar dia mengikuti jejak bapaknya, mungkin beda alur. Jadi sekarang itu dia walikota kemudian bisa gubernur Jawa tengah, enggak mesti Jakarta," ungkap Andriadi.

Andriadi memahami, 2024 terlalu cepat bagi Gibran mencicipi kontestasi Pilpres. Akan tetapi, kakak Kaesang Pangarep itu sudah memiliki modal menjadi pemimpin kaum milenial di mana saat ini dia didapuk menjadi ketua umum KNPI.

"Kalau Jokowi ingin momentum (Pilpres 2024) lebih cepat ya (bisa). Dan andai parpol bisa mendukung karena parpol kan 20 persen. Dia di-plot jadi ketua umum KNPI itu sebagai batu pijakan. Saya pikir Gibran kalau tidak 2024 bisa 2034. Itu takdir politik ya mungkin perlu dipersiapkan," kata pengamat asal Bengkulu itu.

Menurut dia, Gibran bisa lebih berpeluang besar lagi apabila pengaruh Jokowi berlanjut hingga menjadi ketua umum PDIP. Bahkan Gibran bisa menjadi 'The Next Jokowi'. 

"Megawati ini kan sedang mencari sosok untuk gantikan internal maupun eksternal. Eksternal salah satunya Jokowi jika lepas dari presiden. Kalau Jokowi memegang perahu politik apakah itu PDIP atau yang lain tentu Gibran leluasa bisa jadi kandidat yang akan diusung kedepan," ungkap Andriadi.

Karena itu, Andriadi kembali menegaskan tidak menutup kemungkinan Gibran bakal moncer melenggang ke Istana.

"Jadi wajar kalau Gibran jadi presiden, kan bapaknya presiden. Yang enggak wajar kalau dia enggak jadi apa-apa, enggak ada regenerasi," ujar dia.