Bagikan:

JAKARTA - Satu kasus COVID-19 varian baru ditemukan menginfeksi salah satu warga Jakarta. Mutasi ini dinamakan E484K atau Corona Eek.

Varian COVID-19 baru ini pertama kali ditemukan di Inggris. Mutasi E484K yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti yang ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brazil.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut virus varian baru ini menginfeksi orang yang tidak bepergian dari luar negeri.

"Ada satu kasus virus E484K yang positif pada awal Maret 2021. Orang yang terinfeksi ini tidak memiliki riwayat pelaku perjalanan dari luar negeri," kata Nadia kepada VOI, Kamis, 8 April.

Namun, saat ini Kemenkes belum mendalami apakah E484K bermutasi di dalam negeri atau tertular dari orang lain yang tidak terdeteksi kasus COVID-19.

"Bisa saja kasus E484K yang terkonfirmasi bermutasi langsung di Indonesia atau tertular dari orang yang pernah melakukan perjalanan dari luar negeri. Tapi, yang pasti kasus yang kita temukan ini transmisinya lokal," jelas dia.

Saat ini, orang yang terinfeksi E484K telah dinyatakan sembuh dan tidak menularkan orang lain. "Kita sudah lakukan pemeriksaan kontak. Kondisinya sehat dan tidak ada kontak yang positif COVID-19," ujar Nadia.

Sementara, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut COVID-19 jenis E484K lebih menular dari varian aslinya.

Meski demikian, Wiku mengimbau masyarakat tidak panik dan hendaknya semakin disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas. Mengingat, disiplin ini adalah pertahanan utama dalam mencegah penularan COVID-19.

"Pemerintah juga terus meningkatkan surveilans whole genome sequencing untuk memetakan varian COVID-19 yang masuk ke Indonesia, serta memperketat proses skrining pada saat warga negara asing dan WNI yang masuk dari luar negeri ke Indonesia," jelas Wiku.