
Ia mengemukakan di beberapa negara yang melaporkan adanya Omicron, seperti Spanyol dan Amerika Serikat diketahui muncul varian Omicron tanpa adanya riwayat perjalanan luar negeri dari yang terpapar.
"Artinya itu menjadi perhatian kita untuk berhati-hati. Yang pasti kita harus berhati-hati dengan varian baru seperti Omicron," ucapnya.
BACA JUGA:
Saat ini, sekitar 45 negara di dunia melaporkan adanya varian Omicron. Artinya, penyebarannya cukup cepat sejak dilaporkan kemunculannya pada 24 November tahun ini. Dan 26 November 2021 varian Omicron masuk dalam Variant of Concern (VoC).
Ia mengingatkan, kelompok lansia berpotensi paling terkena dampak terhadap varian Omicron seperti yang terjadi di Jerman.
"Seperti di Jerman dan di banyak negara lain itu adalah kelompok lansia yang paling akan berdampak," tuturnya.
Maka itu, Nadia mengatakan, pemerintah akan memprioritaskan kelompok lansia untuk mendapatkan vaksin booster.
Dalam kesempatan sama, Biostatistika Epidemiologi FKM Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan hingga hari ini belum diketahui pasti karakteristik virus Corona B.1.1.529 atau varian Omicron.
"Sampai hari ini WHO belum tahu persis. Apakah lebih berbahaya dari Delta, lebih menular, atau mematikan, belum tahu persis. Tapi apapun itu jangan sampai masuk ke Indonesia," katanya.
Namun, ia menyampaikan, cara penularan varian Omicron sama dengan varian virus Corona lainnya. Maka itu, cara pencegahannya pun sama.
"Kalau Kita tidak ingin terjadi mutasi baru maka lakukan protokol kesehatan. Selama masih ada penularan maka risiko mutasi akan muncul. Maka jangan biarkan virus bertransmisi," tuturnya.