Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir, mengklaim sudah mengamankan sebagian besar dosis vaksin dari kebutuhan vaksinasi nasional. Seperti diketahui, Bio Farma merupakan koordinator distribusi vaksin untuk Indonesia.

"Vaksinasi untuk mencapai 70 persen herd immunity itu total 426,8 juta dosis. Dan kita sudah melakukan kontrak, baik kontrak vaksin jadi dengan Sinovac maupun dengan pembelian bahan baku serta beberapa pengembang vaksin lainnya sepeti Novavax, AstraZeneca. Kita sudah mencapai 329,5 juta dosis," ujar Honesti saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Senin, 29 Maret.

Dia juga menyebut bahwa Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan percepatan vaksinasi terdepan. Di mana hingga, Sabtu, 27 Maret, sudah 10,4 juta dosis vaksin diberikan ke masyarakat. 

"Tentunya didukung oleh kesiapan suplai sendiri, karena kita juga sudah kerjasama dengan pengambang vaksin," katanya.

Indonesia, lanjut dia, juga melakukan uji klinis di dalam negeri bekerjasama dengan stakeholder terkait. Termasuk BPOM yang memberikan emergency use dan juga Kemenkes didukung Kemenlu dll. 

Honesti mengatakan, posisi Indonesia lebih bagus dalam menjalankan vaksinasi daripada negara Eropa dan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan dengan melihat perkembangan dari mutasi virus itu sendiri. 

"Jadi kecepatannya memang sangat menentukan disini. Bagaimana Indonesia itu bisa mendapat herd immunity dalam waktu kurang dari 15 bulan. Kita harapkan lebih cepat," ungkapnya.

Kemudian, sambung Honesti, dari perkembangan pandemi COVID-19 sejak kemarin sudah ada 1,49 juta terkonfirmasi positif tetapi kalau dilihat dari waktu ke waktu angka ini sudah mulai menurun. 

"Positive rate-nya juga dibawah double digit, tentunya ini prestasi juga bagi kita. Kita tetap waspada bagaimana angka penurunan bisa kita pertahankan. Dan satu kuncinya bagaimana vaksinasi yang kita berikan," tuturnya.

Honesti menjelaskan, hingga Minggu, 28 Maret, sudah ada 7,2 juta vaksinasi tahap pertama yang sudah diberikan dan sudah ada 3,2 juta vaksinasi tahap kedua yang sudah disuntikkan. 

"Ini kita akan teruskan. Karena vaksin bergantung kepada kesiapan suplai juga ada opsi-opsi untuk meningkatkan suplai tersebut sehingga kita optimis 426,8 juta dosis bisa kita penuhi," paparnya.

Sementara, tambah Honesti, untuk vaksin program pemerintah dari Kemenkes sudah ada beberapa jenis vaksin yang disetujui. Vaksin Sinovac paling besar berjalan hingga April ini dimana 3 juta dosis sudah diberikan tahap pertama untuk para nakes. 

"Prioritas kedua juga sudah kami lakukan baik di faskes, puskesmas maupun sentra vaksinasi massal. Kemudian akan masuk Novavax 52 juta dosis. Sedang tahap ketiga dan akan segara mendapat izin EUA dari BPOM setempat," terangnya.

Untuk AstraZeneca, kata Honesti, ada dua mekanisme. Satu sifatnya donasi atau gratis dari COVAC sudah masuk awal Maret kemarin sekitar 1,1 juta dosis dari total 54 juta dosis yang akan menjadi suplai untuk Indonesia. Begitu juga yang sifatnya B to B dalam hal ini Bio Farma sebagai proksi pemerintah sebesar 50 juta dosis. 

"Tentunya akan segara masuk di kwartal kedua (Q2) nanti. Ini lah tiga vaksin yang sebagian besar akan menjadi bagian dari program vaksinasi pemerintah dari 2021 sampai kwartal 1 2022," tandas Honesti.