Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra bertemu dengan pemimpin junta Myanmar di sela-sela pertemuan puncak regional di China.

Militer yang berkuasa di Myanmar tengah berjuang melawan pemberontakan yang terjadi setelah mereka merebut kekuasaan melalui kudeta tahun 2021 dan sebagian besar mengabaikan seruan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara untuk menghentikan permusuhan dan melakukan dialog dengan lawan-lawannya.

“Kami melakukan percakapan pribadi dan tidak ada yang tidak terduga,” kata Paetongtarn tentang pertemuannya dengan Min Aung Hlaing saat wawancara dengan wartawan Thailand dilansir Reuters, Kamis, 17 November.

“Saya menawarkan niat baik kami untuk memupuk perdamaian,” sambungnya.

Kedua negara berbagi perbatasan sepanjang 2.000 km dan pertempuran di Myanmar terkadang meluas ke Thailand dan mengganggu perdagangan perbatasan.

Paetongtarn pada pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Laos bulan lalu menyerukan peningkatan keterlibatan dengan Myanmar, menekankan tidak ada solusi militer dan sudah waktunya untuk mulai berbicara.

Paetongtarn juga mengisyaratkan dukungan Thailand terhadap usulan pemilihan junta tahun depan, rencana yang sejauh ini enggan disebutkan oleh ASEAN dalam pernyataan resminya.

Pemilu tersebut, yang dilarang atau ditolak oleh kelompok oposisi, telah banyak dianggap sebagai pemilu palsu dan tidak mungkin diakui oleh pemerintah negara-negara Barat.

Pada Kamis, Paetongtarn mengatakan konflik Myanmar adalah urusan internal yang harus ditangani, menurut media Thailand.

Kedua pemimpin tersebut menghadiri pertemuan puncak Subkawasan Mekong Besar dan Strategi Kerja Sama Ekonomi Ayeyawady-Chao Phraya-Mekong (ACMECS) di Kunming.

Min Aung Hlaing dilarang menghadiri KTT ASEAN karena nihilnya kemajuan dalam rencana perdamaian yang dipimpin ASEAN dan kunjungannya ke luar negeri hanya sedikit, terutama ke Rusia, pendukung militer Myanmar dan pemasok utama senjatanya.

Kunjungannya ke negara tetangganya yang berpengaruh, China, menjadi yang pertama sejak kudeta tahun 2021.

Dia bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Quiang pada Rabu dan juga mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.