JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean atau Asean Leaders Meeting (ALM) akan digelar pada Sabtu, 24 April besok. Dalam pertemuan ini, para kepala negara Asean akan membahas konflik di Myanmar.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan KTT Asean yang diinisiasi oleh Indonesia dilakukan demi kepentingan rakyat di Myanmar. Hal ini berdasarkan penyampaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima kedatangan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 23 April.
"Presiden (Joko Widodo) menekankan bahwa ALM ini semata dilakukan atau diselenggarakan untuk kepentingan rakyat Myanmar," kata Retno seperti dikutip dari konferensi pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi, kata Retno, menekankan sikap Indonesia terhadap konflik di Myanmar sejak awal sudah sangat jelas dan tegas, yaitu memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar. Selain itu, junta militer di negara itu diminta menghentikan penggunaan senjata dan kekerasan sehingga tidak menimbulkan lebih banyak korban.
Jokowi nantinya juga akan mendorong dialog inklusif sehingga demokrasi, keamanan, perdamaian, dan stabilitas di Myanmar dapat segera pulih kembali. "Kedua pemimpin berharap, pertemuan ALM besok dapat menghasilkan sebuah kesepakatan yang terbaik bagi rakyat Myanmar," ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Retno mengatakan, PM Vietnam Pham Minh Chính mengapresiasi langkah Indonesia yang telah menginsiasi KTT Asean.
"PM Vietnam menyampaikan keprihatinan atas berlanjutnya kekerasan di Myanmar. PM Vietnam juga menyampaika, bahwa kekerasan harus segara dihentikan di Myanmar," ujarnya.
Retno berharap, KTT Asean dapat mencapai kesepakata mengenai langkah-langkah terbaik bagi rakyat Myanmar.
"Komitmen para pemimpin untuk bertemu secara fisik merupakan refleksi kekhawatiran Asean terhadap situasi yang terjadi di Myanmar dan tekad Asean untuk membantu Myanmar keluar dari krisis ini," katanya.
BACA JUGA:
Panglima junta militer Myanmar belum dipastikan hadir
Meski nantinya Myanmar akan menjadi salah satu pembahasan di ajang internasional ini, namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasayah mengatakan belum ada ada kabar mengenai kehadiran Panglima Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing. Kepastian ini baru diketahui paling lambat pada Sabtu, 24 April besok.
Hal ini sekaligus menjawab kabar beredar jika Min Aung Hlaing dijadwalkan hadir dalam gelaran KTT Asean.
"Belum ada (kabar kedatangan Panglima Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing, red). Baru besok (Sabtu, 24 April) bisa dipastikan," ungkapnya saat dihubungi wartawan.
Pengumuman mengenai hadir atau tidaknya panglima junta militer Myanmar Min Aung Hlaing, kata Faiz, akan disampaikan langsung oleh Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, yang juga merupakan Ketua Asean.
Meski begitu, Kementerian Luar Negeri bisa saja mengumumkan lebih dahulu apabila panglima junta militer Myanmar Min Aung Hlaing sudah tiba di Indonesia.