Bagikan:

JAKARTA - Operasi pencarian KRI Nanggala-402 masih dilakukan. Ada sembilan titik operasi pencarian di perairan Bali.

"Data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik. Sembilan titik itu termasuk ada yang tumpahan maupun daya magnetnya sangat kuat. Jadi ada sembilan 9 titik tersebar radiusnya jadi jaraknya 23 nautical mile (NM), kurang lebih mungkin sekitar 10 NM luasan," kata Kapuspen TNI Mayor Jenderal TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai dikutip Antara, Jumat, 23 April.

Selain sebaran titik pencarian, untuk perizinan bantuan kapal dari luar negeri juga sudah terselesaikan, di antaranya kapal Poseidon dari Amerika Serikat dan juga HMAS Ballarat dan HMAS Sirius dari Australia. 

"Kapal Poseidon, Amerika Serikat dan kapal Australia sudah approve. Jadi semuanya sudah clear, dan untuk perjalanannya juga semua sudah ada," katanya.

Terkait dengan alat keselamatan KRI Nanggala-402, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Anshori menjelaskan bahwa alat keselamatan sudah lengkap dan sesuai dengan standar internasional yang diberlakukan seluruh kapal selam di dunia. 

"Jadi seluruh peralatan-peralatan ini disesuaikan dengan jumlah personel yang ada di dalam kapal, termasuk 53 personel tersebut. Jadi kalau ada personel selain dari 53 orang itu maka personel dari kapal selam di situ otomatis akan dikurangi karena akan menyesuaikan dengan jumlah peralatan keselamatan yang tersedia di dalam kapal," katanya.

 

Selain itu, mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala Mayor Laut (T) Ignatius mengatakan ada dua jenis escape di dalam kapal selam. Pertama, rush escape dan tower escape.

"Rush Escape adalah keluarnya awak kapal selam apabila dalam kapal terjadi flooding atau air di luar badan kapal masuk ke dalam badan kapal. Sedangkan Tower Escape ialah yang dilaksanakan hanya dengan menggunakan baju MK11," katanya.

Sebelumnya, pada Rabu, 21 April pukul 03.45 WITA KRI Nanggala melaksanakan penyelaman. Kemudian pukul jam 04.00 Wita melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8. Koordinasi itu merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 WITA, saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.