JAKARTA - Upaya pencarian KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang kontak Rabu, 21 April kemarin masih dilakukan. Sebanyak 5 KRI dan 1 helikopter diterjunkan untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402.
"Saat ini ada 5 KRI dan 1 helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuataan personel 400 orang," terang Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis, 22 April.
KRI Rigel 933 telah bergerak lebih dulu ke titik dimana KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang. KRI Riegel 933 pernah terlibat dalam operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
"Saat ini sudah gerak yang dulu KRI Rigel kita libatkan pada pencarian Sriwijaya Air," ujar Achmad Riad.
Selain internal TNI tawaran bantuan juga berdatangan dari beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapur hingga Eropa dan Amerika.
BACA JUGA:
"Jadi banyak tawaran dari Amerika, Jerrman, Prancis Turki, India, Rusia, Australia juga tapi nanti akan kita ikuti prosedur," demikian.
KRI Nanggala-402 sebelumnya meminta izin menyelam di perairan Bali pada pukul 03.00 WIB, Rabu, 21 April. Rencananya kapal selam ini akan melaksanakan penembakan untuk gladi resik pelatihan. Namun KRI Nanggala-402 hilang kontak.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan sonar aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala-402. Tapi hasilnya nihil. Sementara pada pukul 07.00 WIB, pencarian dilakukan lewat udara. Terlihat tumpahan minyak di lokasi KRI Nanggala-402 menyelam.
“Terjadinya tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402,” jelas Kaddispen TNI AL Laksmana Pertama Julius Widjojono.