Bagikan:

JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan, dua negara sahabat yakni Malaysia dan Singapura akan membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di utara perairan Bali, Rabu, 21 April. Mereka akan mengirim kapal bantuan.

"Ada penawaran bantuan dari negara sahabat yang pertama dari Singapura berupa kapal Swift Rescue. Ini kapal penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air," kata Achmad dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring di YouTube Puspen TNI, Kamis, 22 April.

Menurut Achmad, kapal bantuan itu diperkirakan bakal tiba di lokasi titik pencarian sekitar dua hari atau pada Sabtu, 24 April mendatang. 

Sementara kapal bantuan dari Malaysia yakni kapal Mega Bakti. Rencananya, kapal ini akan tiba di lokasi pencarian pada Senin, 26 April.

Dengan bantuan itu, Achmad meyakini kapal selam Nanggala-402 akan segera ditemukan. Apalagi, sudah ada sejumlah KRI yang melakukan pencarian terlebih dahulu termasuk KRI Rigel.

Tak hanya itu, Basarnas dan KNKT juga turut membantu pencarian ini dengan mengerahkan personel gabungan dengan membawa berbagai alat.

"Optimis dalam arti kata, kita sudah kerahkan semua sumber daya yang ada, peralatan yang ada. Indonesia pun punya peralatan, ada KRI Rigel dibantu KRI Wisnu membawa peralatan untuk mendeteksi bawah laut sampai 600 meter," tegasnya.

"Yang jelas kita berupaya dan saudara-saudara kita atau tetangga kita, negara sahabat kita juga andil dengan peralatan yang mereka miliki, mudah-mudahan," imbuh Achmad.

KRI Nanggala-402 sebelumnya meminta izin menyelam di perairan Bali pada pukul 03.00 WIB, Rabu, 21 April. Rencananya kapal selam ini akan melaksanakan penembakan untuk gladi resik pelatihan. Namun KRI Nanggala-402 hilang kontak. 

Pencarian dilakukan dengan menggunakan sonar aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala-402. Tapi hasilnya nihil.  Sementara pada pukul 07.00 WIB, pencarian dilakukan lewat udara. Terlihat tumpahan minyak di lokasi KRI Nanggala-402 menyelam.

“Terjadinya tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402,” jelas Kaddispen TNI AL Laksmana Pertama Julius Widjojono.