Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, "ide-ide baru" mengenai kesepakatan untuk membebaskan sandera yang ditawan di Gaza dibahas oleh pejabat tinggi Israel Minggu malam.

Juru bicara itu mengatakan dalam sebuah pernyataan, diskusi diadakan selama pertemuan kabinet keamanan tingkat tinggi, yang kini telah selesai, sekitar delapan jam setelah dijadwalkan dimulai pada pukul 7:30 malam.

"Selama pertemuan, ide-ide baru dimunculkan untuk memeriksa kelayakannya untuk proposal pembebasan sandera," bunyi pernyataan itu, melansir The Times of Israel 21 Oktober.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada The Times of Israel menjelang pertemuan, yang diadakan di markas besar Kementerian Pertahanan Kirya di Tel Aviv, Yerusalem sedang mencari kesempatan untuk menyelesaikan perang di Gaza dengan kesepakatan sandera setelah terbunuhnya Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Pejabat itu menggambarkan jenazah Sinwar sebagai "alat tawar-menawar lain" dalam negosiasi.

Diketahui, jasad mendiang Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dibawa pihak Israel. Polisi Israel Kamis pekan lalu mengatakan, jasad Sinwar dibawa untuk "pemeriksaan lebih lanjut" di sebuah fasilitas forensik di Tel Aviv, menyusul pengumuman kematiannya di Gaza.

"Jenazah pemimpin Hamas Yahya Sinwar tiba beberapa waktu lalu di Pusat Kedokteran Forensik Nasional untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Arabiya.

Kantor PM Netanyahu menolak untuk mengonfirmasi hal tersebut, dan mengatakan sebaliknya, "Kami tidak akan mengakhiri perang sampai kami mencapai semua tujuan kami."

"Kami terus menekan Hamas secara militer," kata seorang pejabat kantor perdana menteri sebelumnya.

"Anda dapat melihat dampaknya di Jabaliya. Kami terus membunuh anggota Hamas. Kami mendorong terjadinya keruntuhan psikologis," sambungnya.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada The Times of Israel sebelum pertemuan tersebut, mereka akan menangani tanggapan Israel terhadap Iran, serta serangan pesawat nirawak di rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pertempuran di Lebanon dan Gaza, dan peluang untuk kemajuan dalam kesepakatan penyanderaan, setelah perjalanan kepala Shin Bet Ronen Bar ke Kairo untuk berunding.