JAKARTA - Otoritas berwenang mengatakan, melioidosis, infeksi bakteri, bertanggung jawab atas kematian sedikitnya sembilan monyet di kebun binatang Hong Kong, sementara dua monyet lainnya mati selama akhir pekan, sehingga totalnya menjadi 11 dalam seminggu terakhir.
Sebagian kebun binatang, yang dibangun pada tahun 1860 dan merupakan taman tertua di Hong Kong, tetap ditutup sejak 14 Oktober ketika pihak berwenang melaporkan gelombang pertama kematian monyet.
Ditempatkan di lima kandang terpisah, monyet yang mati termasuk spesies De Brazza serta satu monyet tupai biasa, monyet tamarin bertopi katun dan monyet saki berwajah putih, dikutip dari Reuters 21 Oktober.
Pihak berwenang mengatakan sembilan monyet mati karena sepsis setelah tertular melioidosis. Otopsi menemukan sejumlah besar bakteri penyebab melioidosis di organ monyet, yang kemungkinan berasal dari tanah di dekat habitat monyet, kata mereka.
Tes lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab kematian dua monyet terakhir.
Sementara itu, Menteri Budaya dan Pariwisata Kevin Yeung mengatakan kepada penyiar lokal RTHK, pekerjaan di kebun binatang itu mengharuskan penggalian tanah di dekat tempat tinggal monyet-monyet itu.
Pekerja kemudian diyakini telah membawa tanah yang terkontaminasi ke dalam kandang melalui sepatu mereka, katanya.
"Kami telah menutup seluruh bagian mamalia untuk sementara waktu, jadi tidak akan ada kontak antara warga biasa dengan hewan-hewan itu," katanya.
BACA JUGA:
Bakteri itu sangat umum di tanah liat yang lembap. Meskipun dapat memengaruhi manusia dan hewan, bakteri itu tidak mungkin ditularkan dari hewan ke manusia, kata pihak berwenang.
Diketahui, kebun binatang yang terletak tepat di atas pusat keuangan kota dan dekat gedung pemerintahan itu menampung sekitar 158 burung, 70 mamalia dan 21 reptil di sekitar 40 kandang.