Bagikan:

JAKARTA - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, menegaskan Israel harus menghormati hak-hak PBB, usai pasukan Israel menghancurkan fasilitas mereka.

Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mengatakan, Israel Defense Forces (IDF) "sengaja menghancurkan" menara pengawas dan pagar perimeter posisi PBB di Marwahin, Lebanon selatan pada Hari Minggu.

"Sekali lagi, kami mengingatkan IDF dan semua aktor tentang kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB dan untuk menghormati hak-hak PBB yang tidak dapat diganggu gugat setiap saat," kata UNIFIL, melansir UN News 21 Oktober.

Misi tersebut juga menegaskan kembali, pelanggaran terhadap lokasi PBB dan kerusakan asetnya merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701, teks yang diadopsi dengan suara bulat untuk mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah dan memetakan jalan menuju keamanan di perbatasan antara Israel dan Lebanon.

Pernyataan tersebut selanjutnya mencatat, tentara Israel telah berulang kali meminta UNIFIL untuk mengosongkan posisinya di sepanjang Blue Line dan telah dengan sengaja merusak posisi PBB.

Meskipun ada tekanan pada misi dan negara penyumbang pasukan, UNIFIL pada Hari Minggu menekankan pasukan penjaga perdamaian tetap berada di semua posisi mereka.

"Kami akan terus melaksanakan tugas yang diamanatkan untuk memantau dan melaporkan," kata misi itu.

Perkembangan Hari Minggu terjadi setelah serangkaian insiden yang mengkhawatirkan dalam beberapa waktu terakhir, di mana total lima pasukan penjaga perdamaian telah terluka.

Empat hari yang lalu, UNIFIL mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pasukan penjaga perdamaian di posisi dekat Kafer Kela telah mengamati sebuah tank Merkava milik IDF menembaki menara pengawas mereka.

Dua kamera hancur, dan menara tersebut rusak.

"Sekali lagi kami melihat tembakan langsung dan tampaknya disengaja terhadap posisi UNIFIL," kata pernyataan misi tersebut saat itu.

Selain itu, pada 13 Oktober lalu, sekitar 15 pasukan penjaga perdamaian menderita "dampak asap", setelah IDF melepaskan beberapa tembakan sekitar 100 meter dari posisi mereka, yang telah sengaja ditembus sekitar dua jam sebelumnya pada hari yang sama.

Beberapa posisi PBB telah rusak, dengan kamera serta lampu hancur.

Pejabat tinggi PBB, termasuk Sekretaris Jenderal menyuarakan keprihatinan atas situasi tersebut, dengan menegaskan kembali, keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB "harus dijamin" dan keamanan tempat PBB "harus dihormati setiap saat tanpa syarat".

Ia juga memperingatkan, serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian melanggar hukum internasional dan dapat merupakan kejahatan perang.