Bagikan:

JAKARTA - Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) sedang menyelidiki potensi pencucian otak jihad militan atau terorisme terhadap anak-anak panti asuhan yang dikelola perusahaan Global Ikhwan Services and Business (GISB) Holdings.

GISB telah menjadi kontroversial di Malaysia sejak lama lantaran terkait dengan kelompok Al-Arqam yang dilarang oleh pemerintah setempat pada 1994.

Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain mengatakan, pihaknya sedang mendalami klaim anak-anak diperlihatkan video militan saat mereka berada di panti asuhan.

“Penyelidikan sekarang mengarah ke arah itu (pemutaran video militan)," kata Husain saat dihubungi Bernama, Minggu 13 Oktober.

“Anak-anak ini memang diperlihatkan video yang terkait dengan pemimpin mereka, Abuya, saat mereka berada di pantai asuhan,” sambungnya.

Sebelumnya, Sabtu 12 Oktober, Ketua Komite Urusan Islam dan Pengembangan Inovasi Selangor, Mohammad Fahmi Ngah mengatakan, ide jihad militan diyakini telah ditanamkan pada anak-anak yang diselamatkan aparat dari panti asuhan yang dikelola GISB.

Ia mengatakan penerapan unsur-unsur tersebut dilakukan melalui pemutaran video pada waktu senggang anak-anak.

Menurut Fahmi, informasi itu diperolehnya dari Kepolisian Kerajaan Malaysia.

GISB diketahui merupakan perusahaan yang terlibat kasus pelecehan seksual di puluhan panti asuhan di Malaysia yang dikelola perusahana tersebut.

Kasus itu terbongkar usai Kepolisian Kerajaan Malaysia menyelamatkan sebanyak 400 anak yang menjadi korban kekerasan di panti asuhan pada Rabu 11 September 2024.

Dalam operasi penggerebekan menyasar 20 tempat di dua negara bagian Malaysia itu, 355 orang termasuk di dalamnya ustaz dan pengasuh juga ditangkap.