Bagikan:

JAKARTA - Polisi Malaysia memperluas penyelidikan terhadap organisasi bisnis Islam besar  terkait dengan sekte terlarang usai menyelamatkan ratusan anak dari dugaan pelecehan di panti asuhan yang diyakini dijalankan oleh kelompok tersebut.

Polisi sebelumnya menyerbu 20 tempat penampungan amal di dua negara bagian Malaysia pada hari Rabu pekan ini dan menangkap 171 tersangka termasuk guru dan pengasuh Islam serta menyelamatkan 400 anak-anak dan remaja.

Dilansir dari AFP, Jumat, 13 September, kasus ini tercatat paling buruk yang melanda Malaysia dalam beberapa dekade.

Para korban-berusia antara satu hingga 17 tahun-telah menjadi sasaran serangan seksual dan fisik. Mereka juga diduga dipaksa oleh staf panti jompo untuk saling melecehkan.

Penyelidik sedang "bekerja menuju" penggerebekan dan penangkapan lebih lanjut saat penyelidikan terhadap organisasi bernama Global Ikhwan Services and Business (GISB) berlanjut, kata inspektur jenderal polisi Razarudin Husain pada konferensi pers Jumat, 13 September.

Investigasi dan pemeriksaan kesehatan selama ini menunjukkan sedikitnya 13 anak di bawah umur mengalami pelecehan seksual, kata Razarudin.

Anak-anak, yang untuk sementara ditempatkan di pusat pelatihan polisi di Kuala Lumpur di antara lokasi-lokasi lain, masih menjalani pemeriksaan kesehatan. 

Razarudin mengatakan pada hari Rabu bahwa anak-anak berusia lima tahun dibakar dengan sendok panas, sementara yang lain yang sakit tidak diperbolehkan berobat sampai kondisinya kritis.

"Pengasuh juga menyentuh tubuh anak-anak seolah-olah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan," katanya.

GISB membantah tuduhan tersebut dan mengatakan mereka tidak menjalankan panti jompo.

"Bukan kebijakan kami untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Islam, dan hukum," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan minggu ini.

Sampel DNA

GISB telah lama menjadi kontroversi karena hubungannya dengan sekte Al-Arqam yang sekarang sudah tidak ada lagi dan telah menghadapi pengawasan ketat oleh otoritas agama di negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.

Al-Arqam dilarang oleh pihak berwenang pada 1994 karena ajaran yang menyimpang, sementara anggota GISB pada tahun 2011 mendirikan "Klub Istri yang Patuh" yang meminta wanita untuk menjadi "pelacur di tempat tidur" untuk menghentikan suami mereka menyimpang.

Menurut situs webnya, GISB menjalankan bisnis mulai dari supermarket hingga restoran, dan beroperasi di beberapa negara termasuk Indonesia, Prancis, dan Inggris.

Polisi yakin anak-anak di panti asuhan itu semuanya adalah anak-anak anggota GISB.

"Kami percaya bahwa semua 402 anak adalah ayah dari anggota GISB. Itulah kecurigaan kami saat ini," kata inspektur jenderal polisi Razarudin Husain kepada AFP, Kamis.

"Kami merasa sampel DNA perlu diambil."

Otoritas agama Islam di negara bagian Selangor, Malaysia, mengatakan minggu ini mereka memantau dengan cermat kegiatan GISB.

"(Kami) tetap waspada terhadap fakta apa pun yang mengarah pada penyimpangan dari ajaran Islam yang sebenarnya, " kata mereka.

Negara multi-etnis ini memiliki sistem hukum jalur ganda dengan umat Islam tunduk pada hukum syariah di wilayah tertentu. 

Badan anak-anak PBB telah menggarisbawahi "kengerian yang tak terbayangkan" yang dihadapi para korban.

"Anak-anak ini telah mengalami kengerian yang tak terbayangkan dan akan membutuhkan dukungan medis dan psikososial profesional jangka panjang," kata Robert Gass, perwakilan UNICEF Malaysia.

Kasus ini juga mengguncang penduduk setempat. "Kejadian ini sangat mengejutkan dan tiba-tiba," kata warga Uzair Abdul Aziz, 37 tahun.