Cegah ABK WNI Kembali Disandera, Menlu Janji Perkuat Pengamanan Bersama Malaysia-Filipina
DOK. VOI/Menlu Retno Marsudi

Bagikan:

JAKARTA - Empat anak buah kapal (WBK) warga Negara Indonesia (WNI) yang sempat disandera kelompok teror Abu Sayyaf telah kembali pulang ke keluarganya. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut dengan pulangnya empat orang ini, tercatat telah ada 44 WNI yang menjadi korban penyanderaan Abu Sayyaf. Saat ini tak ada lagi WNI yang disandera.

Karena itu, pemerintah ke depan sambung Retno akan memperkuat aspek pencegahan agar tidak ada lagi WNI pekerja kapal yang menjadi korban penyanderaan. Pencegahan ini bekerja sama dengan otoritas Malaysia dan Filipina.

"Ke depan, kita harus memperkuat aspek pencegahan, meningkatkan pengamanan di perairan Sabah oleh otoritas Malaysia, dengan tentunya kerja sama dari kita dan juga otoritas Filipina," kata Retno dalam acara penyerahterimaan WNI kepada keluarga, Senin, 5 April.

Selain itu, kata Retno, pemerintah bakal meningkatkan aspek kehati-hatian kondisi nelayan WNI yang bekerja di kapal Malaysia.

"Kita juga akan melakukan komunikasi yang lebih intensif kepada para pemilik kapal di Malaysia. Tentunya, pengembangan ekonomi di daerah asal juga penting untuk terus dikembangkan," jelasnya.

Retno menyebut keempat WNI korban penawanan Abu Sayyaf ini telah disandera selama 427 hari atau sekitar satu tahun 3 bulan di Filipina. Upaya penyelamatan hingga pemulangan sandera ini, kata Retno, tidak terlepas dari kerja sama aparat yang berupaya memulangkan.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembebasan, khususnya teman-teman dari TNI dan juga dari BIN," kata Retno.

Retno juga mengapresiasi pemerintah Filipina, yaitu melalui Western Mindanao Command yang telah membantu bekerja sama dalam pembebasan sandera.

Retno mengucapkan selamat kepada korban sandera yang berhasil pulang ke keluarganya. Mereka adalah Arizal Kasta Miran (30), Arsad Bin Dahlan (41), Andi Riswanto (26) tahun, dan Mohd Khairuldin (15).

"Selamat berkumpul kembali dengan keluarga. Kepada ibu dan bapak keluarga, selamat juga berkumpul dengan empat bapak-bapak ini, yang tentunya sudah cukup lama keluarga menunggu saat berbahagia ini, pembebasan mereka dari penyanderaan dan dapat berkumpul kembali dengan keluarga," ungkap Retno. 

Diberitakan sebelumnya, Arsal, Arsad, dan Andi awalnya diselamatkan oleh aparat keamanan Filipina pada Kamis, 18 Maret lalu di South Ubian, Tawi-Tawi, sedangkan Khairuldin diselamatkan pada Minggu, 21 Maret di Pulau Kalupag.

Para sandera WNI tersebut terpisah di tengah laut saat kapal yang digunakan Kelompok Abu Sayyaf untuk membawa sandera terbalik akibat gelombang laut saat menghindari pengejaran operasi gabungan aparat Filipina.