Bagikan:

JAKARTA - Rencana calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil yang ingin membangun moda transportasi air atau river way dikritik oleh pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno.

Djoko menilai kondisi sungai dan kali di Jakarta tidak layak menjadi jalur transportasi.

Sebab, banyak sungai yang mengalami penyempitan bidang dan pasang surut ketika berganti musim. Sehingga, gagasan river way dianggap Djoko hanya omong kosong.

"Yang menjadi masalah di perkotaan itu debit airnya pasang surut, tidak bisa mengendalikannya dan bau nya juga menjadi masalah. Ya pada akhirnya kan omon-omon, khayalan," kata Djoko kepada wartawan, Kamis, 10 Oktober.

Djoko menyebut, sistem transportasi air sejatinya sempat dijalankan Pemprov DKI di era kepemimpinan Sutiyoso dengan nama waterway. Hanya saja, moda ini tak berlanjut dan fasilitasnya terbengkalai.

Kondisi ini berbeda dengan transportasi sungai di Kalimantan atau Sumatera yang debit air sungainya terjaga.

"Sementara di Jakarta itu kan debit airnya tak terjaga. Belum lagi terjadi pendangkalan," ujar Djoko.

"Lalu, demand-nya, ada atau tidak yang mau lewat situ? Belum lagi harus menyediakan haltenya dan harus terintegrasi dengan modal transportasi umum lainnya," imbuhnya.

Sebelumnya, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) memastikan pengadaan moda transportasi air besar kemungkinan dihadirkan di Jakarta.

“Kita mungkin akan coba berinovasi membuat riverway atau perahu melintasi 13 sungai di Jakarta,” ujar Ridwan Kamil dalam debat perdana Pilgub Jakarta, Minggu, 6 Oktober.

Juru Bicara Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Bernardus Djonoputro, menyebut beberapa sungai di Jakarta sangat mungkin untuk menjadi sarana river way.

"Contohnya, Banjir Kanal Timur (BKT), saluran buatan dengan lebar antara 100-300 meter, tergantung lokasinya. Sedangkan bantaran kalinya masing-masing 18 meter di sisi kiri dan kanan. Karakteristiknya juga lurus, panjang dan dalam. Ini potensial dibuat transportasi dan wisata air," ujar Bernandus dalam keterangannya.

Selain BKT, Banjir Kanal Barat (BKB) juga sangat dimungkinkan dengan rute Tanah Abang, Halimun, hingga Manggarai. Sungai lain yang berpotensi dibuatkan moda transportasi air adalah Ciliwung tengah, di mulai dari selatan sampai Cijantung dan Condet.

"Kehadiran transportasi air ini akan membuat sungai menjadi lebih terpelihara dan lebih bagus. Saat ini, sebenarnya sungai juga sudah dimanfaatkan warga, hanya saja saat ini tidak termanajemen dengan baik," ucap dia.