Bagikan:

JAKARTA - Calon wakil presiden dari Partai Demokrat Tim Walz mengatakan pada Hari Kamis, Muslim Amerika Serikat akan mendapatkan peran yang setara dalam pemerintahan Kamala Harris jika berhasil memenangkan Pemilihan Presiden AS bulan depan, saat Demokrat berjuang mendapatkan kembali dukungan Muslim yang terkikis karena dukungan Negeri Paman Sam untuk Israel.

Pasangan Harris dan Walz berusaha merayu pemilih Muslim yang marah atas dukungan Pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap Israel selama perang yang telah berlangsung setahun di Gaza melawan Hamas.

Harris telah berjanji untuk terus mendukung Israel sambil menekankan dorongannya untuk gencatan senjata, kata-kata yang digaungkan Walz pada Hari Kamis, sambil menjanjikan peran bagi Muslim.

"Wakil Presiden Harris dan saya berkomitmen Gedung Putih ini akan terus mengutuk segala bentuk sentimen anti-Islam dan anti-Arab yang dipimpin oleh Donald Trump, tetapi yang lebih penting, komitmen umat Islam akan terlibat dalam pemerintahan ini dan melayani berdampingan," kata Walz dalam pertemuan daring yang diselenggarakan oleh Emgage Action, kelompok advokasi Muslim Amerika yang baru-baru ini mendukung Harris, melansir Reuters 4 Oktober.

Pemilihan umum pada tanggal 5 November antara Harris dan Trump dari Partai Republik diperkirakan akan berlangsung ketat, terutama di negara-negara medan pertempuran seperti Michigan, yang merupakan rumah bagi populasi Muslim Amerika yang besar.

Meskipun Emgage telah mendukung Harris, kelompok Muslim lainnya telah mendesak para pendukungnya untuk tidak mendukung Harris dalam pemilihan umum, terutama setelah Demokrat menolak permintaan untuk juru bicara Palestina pada konvensi partai pada Bulan Agustus.

Harris tidak menawarkan perbedaan kebijakan substantif tentang Israel dari Biden, yang mengundurkan diri sebagai kandidat presiden pada Bulan Juli.

Trump sendiri mengatakan akan memberlakukan kembali "larangan bepergian" yang diberlakukannya saat menjabat sebagai presiden yang membatasi masuknya orang-orang dari daftar negara yang sebagian besar berpenduduk Muslim ke Amerika Serikat. Presiden Biden mencabut larangan tersebut tak lama setelah menjabat pada tahun 2021.

"Skala kematian dan kehancuran di Gaza sangat mengejutkan dan menghancurkan," kata Walz.

Harris berupaya memastikan "penderitaan di Gaza berakhir sekarang, dan rakyat Palestina menyadari hak atas martabat, kebebasan dan penentuan nasib sendiri," tambahnya.