Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan lampu hijau bagi pemerintahannya untuk terlibat dengan upaya Amerika Serikat untuk menengahi gencatan senjata di Lebanon, kata seorang pejabat Israel.

Pejabat itu mengatakan, PM Netanyahu memberikan persetujuannya dengan pengertian, setiap perjanjian harus mengizinkan warga sipil Israel kembali ke rumah mereka di Israel utara, kemudian menambahkan negaranya "tidak akan beristirahat" sampai hal itu terjadi.

"Saya tidak dapat merinci semua yang kami lakukan, tetapi saya dapat memberi tahu Anda satu hal: kami bertekad untuk mengembalikan penduduk kami di utara dengan selamat ke rumah mereka," kata perdana menteri menurut pejabat itu kepada CNN seperti dikutip 26 September.

Amos Hochstein, penasihat senior Gedung Putih, terlibat dialog, kata sumber itu, menambahkan Amerika Serikat tidak berbicara langsung dengan Hizbullah.

CNN melaporkan pada Hari Rabu, Washington sedang mengerjakan rencana untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Hizbullah, menurut tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut, karena para pejabat mengamati dengan kekhawatiran yang semakin dalam prospek konflik yang meluas.

Diketahui, Israel dan kelompok milisi Hizbullah terlibat saling tembak lintas batas di perbatasan Lebanon setahun terakhir, sejak konflik di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.

Belakangan, saling serang kedua belah pihak meningkat drastis pekan ini, dengan Israel meningkatkan serangan udara yang dibalas dengan peluncuran roket oleh Hizbullah.

Juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari pada Hari Rabu mengatakan, pasukan IDF menyerang 2.000 target di Lebanon selama tiga hari terakhir, di tengah gelombang serangan terhadap Hizbullah.

Itu termasuk 70 lokasi intelijen Hizbullah dalam putaran serangan terakhirnya pada Rabu, menurut militer.

"Dalam serangan hari ini, kami menyerang berbagai target dari udara pada sistem markas intelijen," jelas Laksda Hagari.

"Kami menyerang 70 lokasi berbeda, dan begitulah cara kami mempersulit Hizbullah untuk membuat gambaran intelijen," tambahnya.

Terpisah, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 72 orang tewas dan 392 lainnya terluka dalam serangan udara IDF di Lebanon sepanjang Hari Rabu, dikutip dari The Times of Israel.

IDF mengatakan pihaknya menargetkan lokasi Hizbullah, termasuk rumah-rumah tempat kelompok militan itu menyimpan amunisi. Pihaknya memperingatkan warga sipil sebelum melakukan serangan.