JAKARTA - Israel akan memulihkan keamanan di perbatasan utara dengan Lebanon dan menjauhkan kelompok militan Hizbullah, dengan penyelesaian yang dinegosiasikan maupun dengan kekuatan militer.
Dalam pengarahannya kepada para komandan militer, PM Netanyahu mengatakan, "dengan atau tanpa kesepakatan" dengan Lebanon, memulihkan keamanan di utara dan mengembalikan penduduk ke rumah mereka memerlukan upaya untuk mendorong Hizbullah ke utara Sungai Litani, mencegah kelompok militan tersebut mempersenjatai kembali dan menanggapi segala aktivitas terhadap Israel, menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri.
Sungai Litani berjarak sekitar 30 kilometer (18,6 mil) di dalam Lebanon dari perbatasan dengan Israel.
"Dengan kata sederhana: penegakan hukum, penegakan hukum, penegakan hukum," kata PM Netanyahu, seraya menambahkan penting juga untuk memutus pasokan senjata "oksigen" Hizbullah dari Iran melalui Suriah, dikutip dari The Times of Israel 4 November.
PM Netanyahu, yang didampingi oleh Komandan Komando Utara IDF Mayjen Ori Gordin dan perwira tinggi lainnya, menerima penilaian operasi serta pembaruan tentang rencana ofensif dan defensif di arena di tengah perang yang sedang berlangsung melawan Hizbullah.
Perdana menteri menyatakan, dari tempatnya berdiri, adalah mungkin untuk mendengar suara "realitas yang berubah" saat pasukan beroperasi melawan target Hizbullah dari udara dan darat, menghancurkan infrastruktur yang, katanya, telah dipersiapkan untuk invasi yang bahkan lebih dahsyat daripada pembantaian yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kunjungan PM Netanyahu ke perbatasan dilakukan saat militer Israel mengatakan lebih dari 100 proyektil ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Israel sepanjang Hari Minggu. Beberapa dicegat, dan beberapa jatuh di daerah yang tidak berpenduduk.
BACA JUGA:
Diketahui, Amerika Serikat telah mendorong proposal gencatan senjata yang akan memulihkan kemanan di kedua sisi perbatasan Lebanon-Israel, setelah saling serang selama lebih dari dari setahun yang disusul dengan operasi darat Israel pada bulan lalu.
Sedianya, PM Netanyahu dijadwalkan mengunjungi kota perbatasan Metula. Namun, sekitar 20 menit sebelum ia dijadwalkan tiba, sebuah pesawat tanpa awak dari Lebanon meledak di pangkalan militer kota tersebut, membuat konvoi perdana menteri membatalkan kunjungan tersebut.