Bagikan:

YOGYAKARTA - Pelaku media, jurnalis maupun jurnalis warga, harus kreatif agar bisa menciptakan karya yang menarik dan dinikmati pembaca. Namun pelaku media tetap harus memperhatikan konten dari karya cipta mereka yang sehat dan beretika.

Jurnalisme multimedia sudah berkembang pesat. Jurnalisme yang memadukan tulisan, foto, grafis dan bahkan google maps memang memiliki keunggulan yang membuat media cetak, misalnya, harus bekerja keras menyainginya.

Tak hanya itu, jurnalisme multimedia pun sepenuhnya menuntut kreativitas yang tinggi. Namun jurnalis atau mereka yang menyiapkan menu harus memperhatikan bahwa konten yang disodorkan kepada konsumen jelas sehat dan beretika.

Hal itu disampaikan Diyah Ayu Karunianingsih, dosen Sekolah Tinggi Multi Media MMTC Yogyakarta saat menjadi salah satu narasumber Seminar dan Workshop Multimedia Reporting. Kegiatan yang bertempat di STMM MMTC, Yogyakarta Kamis, 12 September 2024 ini digelar Indonesian Institute of Journalism (IIJ), bekerja sama dengan Astra Indonesia dan STMM MMTC.

"Jangan sampai kreativitas membuat konten menabrak etika. Jadi penting dengan apa yang disebut netiket yaitu etiket berinternet. Ini adalah tata krama dalam menggunakan internet," kata Diyah yang memberikan tips membuat konten yang sehat. Dia memperkenalkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat konten digital.

"Hal mendasar dari netiket adalah kita harus menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain," ujarnya.

"Aspek etika digital antara lain menghormati privasi orang lain, menghindari konten yang diskriminatif atau merendahkan. Begitu pula saat mengelola komentar dan interaksi online dengan etika. Jadilah pengendali di ranah digital, jangan dikendalikan konten ranah digital," kata dosen cantik yang mendorong dan memotivas peserta untuk membuat konten postif dengan konsisten.

Seminar dan Workshop Multimedia Reporting bertujuan membekali para jurnalis, content creator, dan citizen journalist dengan keterampilan terbaru dalam menghasilkan konten multimedia yang berkualitas. Seminar dan workshop itu tidak hanya menghadirkan Diyah sebagai narasumber tetapi juga Heru Margianto (Managing Editor Kompas.com) dan Rendy Sadikin (Sekretaris Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Yogyakarta.

Direktur Utama IIJ, Umar Idris menuturkan para peserta diajak menggali lebih dalam mengenai perkembangan dunia jurnalisme multimedia, mulai dari pemilihan perangkat yang tepat hingga teknik pembuatan konten yang menarik dan informatif.

"Salah satu momen inspiratif dalam acara ini adalah kehadiran Alan Efendhi, penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2023 bidang kewirausahaan. Kisah sukses Alan dalam membangun bisnis sosial menginspirasi para peserta untuk menciptakan karya-karya yang memiliki dampak positif bagi masyarakat," ujar Umar.

Sementara itu, Head of Media Relations Astra, Regina Panontongan mengungkapkan inisiatif kolaborasi penyelenggarakan seminar dan workshop multimedia reporting ini sebagai sumbangsih Astra bagi pengembangan kreativitas.

"Ini mendorong kolaborasi antara jurnalis profesional dan citizen journalist dalam memperkaya ranah digital dengan konten sehat dan inspiratif," katanya.

Tujuan lainnya, kata Regina lebih lanjut, sejalan dengan semangat kreativitas dan inovasi, Astra juga meluncurkan Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2024.

"Lomba ini mengajak masyarakat untuk mengirimkan karya foto dan tulisan terbaiknya dengan tema 'Bersama, Berkarya, dan Berkelanjutan' dengan berbagai hadiah yang menarik, seperti sepeda motor, actioncam dan smartwatch," ujar Regina.

Sebagai tuan rumah, Pembantu Ketua STMM MMTC bidang Administrasi Umum, RB Hendri Kuswantoro, M.Kom. mengungkapkan kegembiraannya dengan suksesnya acara yang dilakukan secara kolaboratif ini.

"Kerjasama antara media, organiasi profesi, swasta, dan kampus dalam acara ini perlu terus dikembangkan," katanya.

Hendri mengungkapkan ada kebutuhan bagi kampus untuk mengetahui perkembangan di dunia industri. ”Kerja kolaborasi inilah salah satu cara efektif untuk menjawab kebutuhan itu,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Heru Margianto mengawali paparannya dengan menggambarkan situasi arus informasi pada platform digital. Menurut dia ada berkah dan bencana dengan perkembangan digital saat ini.

"Berkahnya banyak konten positif dan inspiratif. Namu banjir informasi salah yang berkembang biak hingga dianggap sebagai kebenaran ada akkhirnya menjadi bencana," ucap dia

Adapun solusi untuk mengurangi bencana itu adalah dengan membuat konten baik yang menarik. "Caranya dengan format multimedia. Teks, foto dan video menjadi sebuah format konten yang saling memperkuat dan mampu memikat audien," katanya.

Saat konten selesai dibuat, tantangan selanjutnya adalah publikasi dan distribusi. "Kita harus mengenal karakter platform sebagai saluran publikasi dan ditribusi. Jangan sampai konten yang bagus, minim audien," kata Rendy Sadikin.

Seminar yang berlangsung sejak pagi hingga siang itu diikuti lebih dari seratus peserta dari kalangan jurnalis, jurnalis warga, konten kreator, hingga mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan workshop.

Sejalan dengan semangat kreativitas dan inovasi, Astra meluncurkan Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2024 dengan tema "Bersama, Berkarya, Berkelanjutan". Periode pendaftaran telah dimulai sejak 10 Juli dan akan berakhir pada bulan November.

Menurut Regina ajang ini mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam mengabadikan momen-momen inspiratif yang berkontribusi pada keberlanjutan Indonesia. Pendaftaran dan informasi selengkapnya dapat dilihat di bit.ly/KompetisiJurnalistikAstra.