Bagikan:

JAKARTA - Mastercard, raksasa penyedia layanan pembayaran global, baru saja menyelesaikan kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan keamanan siber Recorded Future senilai 2,65 miliar Dolar AS (sekitar Rp40 triliun). Langkah ini diambil untuk meningkatkan keamanan jaringan pembayaran global mereka di tengah meningkatnya ancaman kejahatan siber yang semakin kompleks dan canggih.

Akuisisi ini dilakukan dari firma ekuitas swasta Insight Partners, yang sebelumnya memiliki saham mayoritas di Recorded Future sejak 2019. Mastercard menegaskan bahwa akuisisi ini akan memperkuat kemampuannya dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk melindungi sistem mereka dari ancaman siber dan penipuan.

Dengan lebih dari 1.900 klien di 75 negara, Recorded Future telah lama dikenal sebagai penyedia solusi keamanan siber yang andal. Mastercard, dalam pernyataannya, menggarisbawahi bahwa biaya global akibat kejahatan siber diperkirakan akan mencapai 9,2 triliun Dolar AS (sekitar Rp141 kuadriliun) pada tahun ini, sehingga urgensi untuk memperkuat pertahanan digital semakin meningkat.

Dikutip dari Coingape, Craig Vosburg, Chief Services Officer Mastercard, menyatakan bahwa kolaborasi dengan Recorded Future akan mempercepat inovasi di bidang keamanan, mengembangkan model AI yang lebih cerdas, dan secara proaktif menangani potensi ancaman siber. Transaksi ini diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun depan.

Selain memperkuat keamanan siber, Mastercard juga aktif dalam mengembangkan dukungan untuk sektor kripto. Baru-baru ini, perusahaan ini bekerja sama dengan penyedia infrastruktur pembayaran kripto Eropa, Mercuryo, untuk meluncurkan kartu debit berdenominasi euro yang memungkinkan pengguna untuk membelanjakan kripto mereka—seperti Bitcoin—di lebih dari 100 juta pedagang di seluruh jaringan Mastercard.

Inisiatif ini muncul setelah uji coba kartu debit kripto dengan dompet digital MetaMask pada Agustus 2024, menandai langkah penting dalam upaya Mastercard untuk lebih terintegrasi dengan sektor aset digital yang terus berkembang.

Kolaborasi dengan MetaMask, yang dikembangkan oleh ConsenSys, juga mencerminkan tren baru di dunia kripto: pergeseran menuju dompet non-kustodial. Dompet jenis ini memberikan kendali penuh kepada pengguna atas kunci pribadi dan aset digital mereka, berbeda dengan dompet kustodian tradisional yang dikelola oleh pihak ketiga, seperti bank atau bursa. Meskipun menawarkan lebih banyak otonomi, model ini menuntut tanggung jawab lebih besar bagi pengguna untuk menjaga keamanan aset mereka.