Mastercard Luncurkan Perangkat Lunak untuk Lawan Kejahatan Keuangan
Mastercard luncurkan software untuk lawan kejahatan keuangan. (Foto; Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan pembayaran global terkemuka yang menghubungka jutaan konsumen dan ribuan lembaga keuangan, Mastercard, mengumumkan peluncuran perangakat yang dapat membantu bank untuk mengatasi penipuan keuangan.

Pihak Mastercard berharap perangkat tersebut dapat membantu pihak bank dalam mengidentifikasi dan memblokir transaksi penipuan dari bursa, menurut keterangan perusahaan.

Melansir DailyCoin, perangkat lunak atau software itu menggunakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) berbasis data blockchain Crypto Secure dalam mendeteksi penipuan dan menentukan tingkat risiko kejahatan yang terkait dengan platform cryptocurrency, melalui jaringan pembayaran Mastercard.

Perusahaan yang bertanggung jawab menyediakan layanan ini adalah CipherTrace, perusahaan keamanan blockchain Amerika yang telah diakuisisi oleh Mastercard tahun lalu. CipherTrace akan bersaing dengan Chainalysis dan Elliptic dalam sektor keamanan blockchain.

Beberapa layanan yang disediakan oleh startup yang berbasis di California ini adalah penasihat risiko kripto, deteksi penipuan, dan uji tuntas. Klien utama CipherTrace adalah perusahaan-perusahaan di sektor keuangan dan lembaga pemerintah. Perusahaan ini membantu mereka menyelidiki transaksi terlarang yang terkait dengan mata uang kripto.

Meningkatnya Kejahatan Keuangan di Dunia Maya

Kejahatan keuangan yang dilakukan di internet mengalami pertumbuhan signifikan. Pencurian, penipuan, dan pencucian uang lewat mata uang kripto dan aset digital lain tumbuh secara eksponensial. Berdasarkan data Chainalysis, aktivitas kriminal yang terkait dengan cryptocurrency saja telah mencapai 14 miliar dolar AS (setara Rp212,6 triliun).

Sebuah laporan dari perusahaan keamanan menunjukkan bahwa dalam tujuh bulan pertama tahun 2022, peretasan (eksploitasi) ke platform mata uang kripto mencapai 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp28,9 triliun) dan penipuan investor kripto mencapai 1,6 miliar dolar AS (sekitar Rp24,3 triliun). Angka-angka ini mungkin akan meningkat pada akhir tahun.

Layanan Crypto Secure menyediakan dashbor bagi bank dan penerbit kartu yang secara grafis menampilkan risiko aktivitas yang mencurigakan. Klasifikasi risiko mulai dari level tertinggi (merah) hingga terendah (hijau).

Namun, keputusan mengenai apakah akan menolak operasi pengguna tertentu di jaringan atau tidak sepenuhnya tergantung keputusan klien (bank atau penerbit kartu) dan bukan dengan Crypto Secure, yang membatasi dirinya untuk mengekspos risiko.

"Idenya adalah bahwa jenis kepercayaan yang kami berikan untuk transaksi perdagangan digital, kami ingin dapat memberikan jenis kepercayaan yang sama untuk transaksi aset digital bagi konsumen, bank, dan pedagang," kata presiden urusan Siber dan Intelijen Mastercard, Ajay Bhallah.