JAKARTA - Paus Fransiskus mengkritik mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas rencananya untuk mendeportasi jutaan imigran dan Wakil Presiden Kamala Harris atas pendiriannya yang mendukung hak aborsi.
Paus mengatakan menolak migran adalah dosa “berat”, dan menyamakan aborsi dengan “pembunuhan”.
Paus Fransiskus mengatakan umat Katolik di Amerika harus “memilih yang tidak terlalu jahat” ketika mereka memberikan suara pada November.
Dilansir Reuters, Sabtu, 14 September, Paus Fransiskus berbicara dalam konferensi pers dengan para jurnalis setelah tur 12 hari melintasi Asia Tenggara dan Oseania. Meskipun Paus tidak menggunakan nama Trump dan Harris, ia merujuk secara spesifik pada kebijakan dan gender mereka. Meski mengkritik kedua kandidat, dia mengatakan umat Katolik harus memilih.
“Tidak memilih adalah hal yang buruk,” kata Paus berusia 87 tahun itu.
“Itu tidak baik. Kamu harus memilih,” imbuhnya.
“Anda harus memilih kejahatan yang lebih kecil,” katanya.
"Siapa yang lebih jahat? Wanita itu, atau pria itu? Saya tidak tahu. Setiap orang, dalam hati nurani, (harus) berpikir dan melakukan ini," ujar Paus.
Umat Katolik di Amerika, yang berjumlah sekitar 52 juta orang di seluruh negeri, sering dianggap sebagai pemilih tetap (swing voter) yang penting.
Di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertempuran, termasuk Pennsylvania dan Wisconsin, lebih dari 20 persen orang dewasa beragama Katolik.
BACA JUGA:
Paus Fransiskus, pemimpin sekitar 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, biasanya berhati-hati dalam mempertimbangkan pemilu politik nasional.
Namun ia kerap mengkritik aborsi, yang dilarang oleh ajaran Katolik, dengan tajam. Paus juga sebelumnya mengkritik retorika anti-imigran Trump.
Selama pemilu 2016, Paus mengatakan Trump "bukan orang Kristen" dalam pandangannya.
Pada Jumat, Paus Fransiskus mengatakan kebijakan kedua kandidat “bertentangan dengan kehidupan”.
“Apakah itu orang yang mengusir migran, atau orang yang membunuh anak-anak,” kata Paus. “Keduanya menentang kehidupan.”
Trump berjanji menindak migran ilegal dan mendeportasi jutaan imigran yang sudah berada di AS jika terpilih untuk masa jabatan kedua sebagai presiden. Dia juga menolak mengesampingkan pembangunan kamp penahanan bagi imigran tidak berdokumen.
Sedangkan Kamala Harris berjanji untuk menandatangani undang-undang apa pun yang disahkan oleh Kongres untuk memulihkan perlindungan nasional terhadap akses aborsi, yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung dalam keputusan Dobbs tahun 2022.
Paus menyebut imigrasi adalah “hak" dengan mengutip ayat-ayat Alkitab yang menyebut anak yatim piatu, janda, dan orang asing sebagai tiga jenis orang yang harus diperhatikan masyarakat.
“Tidak menyambut migran adalah sebuah dosa,” kata Paus. "Ini serius,” tegasnya.
Paus Fransiskus mengatakan aborsi “membunuh manusia”. Dia mengatakan tidak ada alasan untuk melakukan aborsi. "Itu adalah pembunuhan," katanya.
"Mengenai hal ini kita harus berbicara dengan jelas. Tidak ada kata 'tetapi' atau 'namun’,” imbuhnya.