Bagikan:

JAKARTA - The Arch of Constantine, lengkungan Romawi kuno raksasa di sebelah Colosseum, rusak setelah badai dahsyat menghantam Roma, Italia kata otoritas konservasi pada Hari Selasa.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Colosseum Archaeological Park mengonfirmasi monumen tersebut tersambar petir.

Lengkungan kemenangan tersebut dibangun pada abad ke-4 Masehi untuk merayakan kemenangan Konstantinus - kaisar Romawi pertama yang memeluk agama Kristen - atas saingannya, Maxentius.

Bangunan ini memiliki tinggi sekitar 25 meter (82 kaki) dan terletak di area pejalan kaki yang sama dengan Colosseum, yang merupakan tempat wisata utama.

"Petir menyambar lengkungan di sini lalu menyambar sudut dan kami melihat ini terbang," kata seorang turis kepada Reuters, sambil menunjuk ke balok batu besar yang jatuh ke tanah, seperti dilansir 4 September.

Rekaman video Reuters menunjukkan balok batu dan puing lainnya tergeletak di sekitar monumen, dan staf taman arkeologi sedang bekerja untuk mengumpulkannya.

"Semua fragmen telah ditemukan dan diamankan. Penilaian kerusakan telah dimulai dan analisis akan dilanjutkan besok pagi," kata taman arkeologi tersebut.

Lengkungan itu terkena di sisi selatannya, tempat pekerjaan konservasi yang telah dijadwalkan sebelumnya telah dimulai dua hari lalu dan yang sekarang juga akan difokuskan pada perbaikan kerusakan, tambahnya.

Kecelakaan itu terjadi saat badai petir hebat yang menumbangkan pohon dan dahan serta membanjiri beberapa jalan di ibu kota Italia.

Badan Perlindungan Sipil mengatakan, curah hujan 60 milimeter (2,36 inci) turun di pusat kota Roma dalam waktu kurang dari satu jam, hampir sama banyaknya dengan hujan yang biasanya turun dalam sebulan selama musim gugur.

Cuaca aneh itu disebut "downburst", kata Wali Kota Roma Roberto Gualtieri, merujuk pada jenis badai hebat, yang menampilkan angin kencang yang bertiup ke bawah, yang diyakini juga menyebabkan tenggelamnya kapal pesiar milik taipan teknologi Inggris Mike Lynch di lepas pantai Sisilia bulan lalu.

"Peristiwa yang melanda Roma benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya, karena begitu kuat dan terkonsentrasi dalam waktu yang sangat singkat dan di beberapa area kota, dimulai dari pusat bersejarah," kata Gualtieri dalam sebuah pernyataan.