Bagikan:

JAKARTA - Seorang wanita berada dalam kondisi kritis, setelah tersambar petir di sebuah pantai Kroasia akhir pekan lalu.

Turis Inggris itu bersama putrinya berlindung dari badai petir di Pantai Kasjuni, Split ketika insiden mengerikan itu terjadi pada Hari Sabtu.

Wanita yang diyakini berusia 48 tahun tersebut, sedang berlibur bersama putrinya di pantai yang populer ketika badai petir datang.

Keduanya sedang berjemur di pantai dan bergegas mencari perlindungan ke hotel terdekat, saat mereka melihat badai petir, melansir News.com 23 Agustus.

Namun, sang ibu terkena sambaran, saat petir 'tertarik' kalung yang dikenakan olehnya, menurut laporan Daily Mail.

Dia dilaporkan pingsan akibat sambaran petir berkekuatan 300 juta volt, menderita luka dalam yang serius.

Tangisan putrinya meminta tolong, menarik perhatian orang-orang di sekitar, dengan wanita itu kemudian mendapat pertolongan dari petugas medis yang tengah menangani kecelakaan sepeda pada acara triathlon, yang ada di dekat lokasi.

Wanita itu dirawat oleh petugas medis tersebut di tempat kejadian, sebelum dibawa ke rumah sakit KBC Split, di mana dia sekarang berjuang untuk hidup di unit perawatan intensif.

"Wanita itu tersambar di dekat pantai dan untungnya salah satu petugas medis kami yang menghadiri acara tersebut berhasil menyelamatkannya," ujar seorang pejabat dari triatlon Marjenski Dir kepada Daily Mail.

Pelayan di kafe terdekat mengingat saat badai mendekat.

"Satu menit semua orang berjemur dengan gembira di pantai, kemudian langit berubah menjadi hitam seperti malam dan badai petir besar terjadi di atas kepala," kata seorang pelayan dari bar terdekat bernama Joe's.

"Petir adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya, kilatan yang sangat terang dan Anda bisa mendengarnya mendesis."

"Semua orang bergegas dari pantai dan kemudian pada satu titik ada ledakan besar dan kilatan petir pada saat yang sama, saya melihat keluar dan melihat wanita di lantai dan putrinya bersamanya," paparnya.

Dr. Mileva Frankic, yang merawat wanita itu, mengatakan kepada TV lokal: "Sayangnya, hidupnya masih dalam bahaya, selain perubahan nyata pada kulit yang kita harapkan."

Sang kolega Dr. Drannic menambahkan, ada juga beberapa organ yang terdampak akibat sambaran petir dan akibat serangan jantung.

"Masih terlalu dini untuk membicarakan konsekuensi dan hasil," tandasnya.

Terpisah, seorang juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan mengatakan mereka memberikan dukungan kepada pihak keluarga, serta berhubungan dengan pihak berwenang setempat tentang insiden tersebut.

"Penyelidikan akan dilakukan di tempat kejadian," sebut polisi setempat seperti mengutip The National News.