Terduga Teroris Condet-Bekasi Pakai Istilah Takjil untuk Rakit Bom
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat jumpa pers penyergapan terduga teroris (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menyebut empat terduga teroris yang ditangkap di Condet, Jakarta Timur dan Desa Sukasari, Kabupaten Bekasi menggunakan istilah takjil saat merakit bom. Diduga istilah ini digunakan agar kegiatan tak diketahui orang lain.

"Mereka mengistilahkan dengan istilah takjil. Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," kata Irjen Fadil kepada wartawan, Senin, 29 Maret.

Terduga teroris berinisial AZ membeli bahan baku peledak seperti aseton, HCL, termometer, dan aluminium powder. Bahan itu diolah menjadi bahan peladak atau TATP (triaceton triperoxide) yang memiliki daya ledak tinggi.

"TATP ini adalah sebuah senyawa kimia yang mudah meledak dan tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif. TATP adalah senyawa peroksida yang memiliki sifat khas yang sangat mudah terbakar hanya dengan gesekan panas dan pemicu-pemicu yang lainnya," papar Irjen Fadil.

Karena memiliki daya ledak besar, tim penjinak bom (Jibom) memutuskan untuk mendisposalnya alias memusnahkan dengan cara diledakkan.

"Oleh sebab itu tim jibom dari satuan Gegana Polda Metro Jaya memutuskan untuk melaksanakan disposal di dua lokasi dimana ditemukan TATP tersebut," sambung dia.