Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak mengeluarkan izin operasional kepada manajemen Rumah Sakit (RS) Siloam, yang berencana membuka ruang penanganan COVID-19 di Mall City of Tomorrow, Surabaya. Pertimbangannya karena warga sekitar menolak keberadaan RS tersebut.

"Tujuan kita bagaimana Cito bisa kembali ramai seperti dulu. Kedua kita tidak ingin ada RS COVID di sana," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Surabaya, Senin, 30 Maret.

Eri Cahyadi mengatakan, ada berbagai hal yang harus dipikirkan manajemen RS terkait dengan dampak kesehatan,dan dampak ekonomi bagi penghuni apartemen, pengelola stan di Cito, dan warga sekitar mal. Eri Cahyadi mengaku mendengar langsung berbagai keluhan dari pengelola stan yang saat ini merintih karena terdampak ekonomi. 

"Padahal itu belum ada RS darurat, apalagi kalau sampai ada (RS). Maka akan semakin membuat masyarakat takut untuk datang ke mall tersebut," ujarnya.

Selain itu, Eri Cahyadi mengungkapkan saat ini bed occupancy rate (BOR) di seluruh RS Rujukan COVID-19 dan RS darurat yang ada sudah menurun. 

"Saat itu kita sudah pernah ngobrol kondisi Covid-19 di Surabaya sudah turun. Jatim mayoritas jadi kuning, sekarang tugas kita bagaimana mengurangi kasus. Kemudian tingkat keterpakaian tempat tidur (RS Rujukan) kita (Surabaya) 35 persen," paparnya. 

Karena itu, Eri Cahyadi meminta kepada Manajemen RS Siloam maupun Cito yang tergabung dalam satu manajemen di Lippo Group untuk segera menghentikan proses pembangunan yang sedang dilakukan.

Pemkot Surabaya memberi jalan tengah ruangan yang disiapkan digunakan sebagai klinik kesehatan yang berkolaborasi dengan pusat perbelanjaan sehingga kondisi mal bisa lebih ramai. 

"Tapi kalau dijadikan RS COVID saya pastikan tidak," kata Eri.