Bagikan:

JAKARTA - Hakim investigasi Prancis hari ini akan memutuskan apakah akan menempatkan bos Telegram kelahiran Rusia Pavel Durov di bawah penyelidikan formal setelah penangkapannya terkait dugaan kejahatan pada aplikasi pengiriman pesan tersebut.

Penahanan Durov saat ia mendarat di bandara dekat Paris dengan jet pribadi pada Sabtu malam menyoroti tanggung jawab pidana penyedia aplikasi dan memicu perdebatan tentang di mana kebebasan berbicara berakhir dan penegakan hukum dimulai.

Dilansir Reuters, Rabu, 28 Agustus, Politico menulis otoritas Prancis juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk saudara laki-laki Durov, Nikolai, salah satu pendiri Telegram. Disebjutkan surat perintah yang menargetkan kedua bersaudara itu dikeluarkan pada Maret.

Ketika ditanya tentang laporan itu, kantor kejaksaan Paris mengatakan tidak mengomentari surat perintah penangkapan karena surat perintah itu dilindungi oleh kerahasiaan penyelidikan.

Pada tahap ini, satu-satunya orang yang diperiksa dalam kasus ini adalah Pavel Durov.

Penangkapan Durov juga menyoroti hubungan yang tidak nyaman antara Telegram, yang memiliki hampir 1 miliar pengguna, dan pemerintah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang bersama timnya menggunakan Telegram untuk berkomunikasi, makan siang dengan Durov pada tahun 2018 sebagai bagian dari serangkaian pertemuan yang dilakukan pemimpin Prancis itu dengan para pengusaha teknologi, kata seorang sumber yang dekat dengan Macron.

Ditempatkan dalam penyelidikan formal di Prancis tidak menyiratkan rasa bersalah atau harus mengarah ke pengadilan, tetapi menunjukkan hakim menganggap ada cukup bukti untuk melanjutkan penyelidikan.

Penyelidikan dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum dikirim ke pengadilan atau ditangguhkan. Jika Durov ditempatkan dalam penyelidikan formal, hakim juga akan memutuskan apakah akan memasukkannya ke dalam tahanan praperadilan. Salah satu faktor yang akan mereka pertimbangkan adalah apakah ia dapat mencoba melarikan diri.