Bagikan:

JAKARTA - Ribuan pengunjuk rasa memblokir rel kereta api, menghentikan bus di negara bagian Benggala Barat, India, dalam demonstrasi terbaru terkait kasus pemerkosaan dan pembunuhan brutal seorang dokter magang.

Partai Bharatiya Janata (BJP) menyerukan aksi mogok selama 12 jam di seluruh negara bagian setelah polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan demonstrasi sehari sebelumnya.

Dilansir Reuters, Sebagian besar pengunjuk rasa pada Rabu, 28 Agustus, adalah pekerja BJP, yang juga memaksa toko-toko tutup. Sebanyak 5.000 petugas menjaga demonstrasi.

"Jika pemerintah negara bagian memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang, saya akan membuat undang-undang dalam tujuh hari yang akan mengamanatkan hukuman mati dalam insiden pemerkosaan," kata Kepala Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee.

Banerjee, musuh politik PM India Narendra Modi yang telah menjanjikan keadilan yang cepat, mengimbau para dokter yang mogok untuk kembali bekerja, dan menyatakan simpati kepada para korban kekerasan seksual dan keluarga mereka.

Banyak mahasiswa yang ikut dalam demonstrasi pada Selasa, yang menyerukan pengunduran diri Banerjee atas penanganannya terhadap pemerkosaan dan pembunuhan dokter berusia 31 tahun di sebuah rumah sakit yang dikelola pemerintah di Kolkata.