JAKARTA - Kesalahan para pekerja yang memperbaiki penghalang rel kereta dalam membuat sambungan sistem persinyalan otomatis pada jaringan, menyebabkan kecelakaan kereta paling mematikan dalam dua dekade terakhir di India, menurut hasil penyelidikan resmi.
Kecelakaan yang terjadi pada tanggal 2 Juni di Stasiun Bahanaga Bazar, Negara Bagian Odisha, India timur tersebut menewaskan 288 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.
Bencana ini terjadi ketika sebuah kereta penumpang menabrak kereta barang yang tidak bergerak, melompat keluar dari rel dan menabrak kereta penumpang lain yang datang dari arah berlawanan.
Dalam laporan penyelidikan yang dilihat oleh Reuters, seperti dikutip 4 Juli, para penyelidik Komisi Keselamatan Kereta Api (CRS) mengatakan, tabrakan pertama terjadi karena adanya modifikasi yang dilakukan pada sirkuit persinyalan, untuk memperbaiki masalah yang sering terjadi pada penghalang rel kereta api di dekatnya.
Staf kereta api setempat tidak memiliki diagram sirkuit standar, yang menyebabkan koneksi yang salah dalam sistem persinyalan ketika mereka mencoba mematikan sirkuit penghalang boom untuk diperbaiki, katanya. Sistem yang tidak berfungsi tersebut mengarahkan kereta penumpang ke jalur kereta barang, katanya.
Bulan lalu, para penyelidik memfokuskan pada pekerjaan perbaikan pada penghalang rel kereta api dan kemungkinan hubungannya dengan bypass manual dari sistem persinyalan.
Peluncuran penyelidikan dilakukan setelah temuan awal menunjukkan, kegagalan sinyal adalah penyebab utama kecelakaan tersebut.
"Semua orang yang terlibat di lokasi telah diminta untuk bergabung dalam penyelidikan ini. Penyelidikan ini akan memakan waktu dan kami melihat semua sudut pandang yang memungkinkan," terang A.M. Chowdhary, komisaris keselamatan perkeretaapian untuk wilayah tenggara yang memimpin penyelidikan.
Investigasi awal menunjukkan, Coromandel Express, yang menuju ke arah selatan menuju Chennai dari Kolkata, keluar dari jalur utama dan memasuki jalur loop - jalur samping yang digunakan untuk memarkir kereta - dengan kecepatan 128 km/jam (80 mph), dan menabrak kereta barang yang tidak bergerak.
Kecelakaan tersebut menyebabkan mesin dan empat atau lima gerbong pertama dari Coromandel Express melompati rel, terguling dan menghantam dua gerbong terakhir dari kereta Yeshwantpur-Howrah yang sedang melaju ke arah yang berlawanan dengan kecepatan 126 km/jam di jalur utama kedua.
BACA JUGA:
Diketahui, India yang memiliki jaringan kereta terbesar keempat di dunia, tengah melakukan transformasi senilai 30 miliar rupee, dengan kereta-kereta baru dan stasiun-stasiun modern di bawah dorongan Perdana Menteri Narendra Modi, untuk meningkatkan infrastruktur dan konektivitas.
Tetapi, kecelakaan ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah keselamatan mendapatkan perhatian yang cukup.
Laporan penyelidikan CRS mengatakan, terdapat beberapa kelalaian di berbagai tingkatan di departemen sinyal dan telekomunikasi, hingga prosedur operasi standar tidak diikuti selama pekerjaan perbaikan.