Bagikan:

JAKARTA – Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai bahwa kedatangan Anies Baswedan ke DPD PDI Perjuangan Jakarta seperti menyambut tantangan Megawati Soekarnoputri saat berpidato dalam pengumuman calon kepala daerah gelombang kedua beberapa hari lalu.

Menurutnya, selama ini Anies terkesan kurang aktif untuk mendekati partai politik, khususnya PDI Perjuangan. Karena itu, kehadirannya di DPD PDI Perjuangan Jakarta menunjukkan bahwa Anies punya keinginan untuk dipinang sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

“Dan jangan lupa PDI Perjuangan kan punya banyak opsi, bukan sekedar Anies untuk dicalonkan. Kalau Anies untuk maju sebagai gubernur, satu-satunya opsi ya melalui PDI Perjuangan dan itu harus ditunjukkan dengan proaktif mendatangi PDI Perjuangan,” ujar Burhanuddin, Minggu 25 Agustus 2024.

Meski demikian, masih banyak hal yang harus dipertimbangkan PDI Perjuangan sebelum memutuskan mengusung Anies di Pilkada Jakarta. Pertama dari sisi alasan politik, dimana Anies pada posisi sebagai calon yang selama ini berada di luar kekuasaan yang punya kesamaan politik dengan PDI Perjuangan. Kedua, dilihat dari sisi alasan elektoral Anies juga menempati peringkat pertama di berbagai hasil survei.

Tapi, lanjut Burhanuddin, dari alasan kaderisasi, Anies jelas tidak masuk karena PDI Perjuangan punya banyak pilihan mulai Ahok, Djarot Rano Karno dan nama-nama lain. Terlebih, dari hasil survei SMRC dan Indikator Politik, meskipun elektabilitas Anies tertinggi, di segmen konstituen PDI Perjuangan Anies hanya dipilih oleh 7 persen saja.

“Nah sekarang pertimbangan mana yang mau dipilih, apakah alasan politik dan alasan elektoral ataukah alasan ideologis dan kaderisasi. Kalau sisi politik dan elektoral, tentu PDI Perjuangan akan memilih Anies. Tapi bila ideologis dan kaderisasi, saya kira Anies bukan opsi bagi PDI Perjuangan,” imbuhnya.

Burhanuddin menyatakan, melihat situasi dan kondisi politik belakangan ini, pertimbangan perlunya penyatuan kekuatan oposisi terhadap dominasi KIM Plus bisa menjadi faktor kunci dukungan PDI Perjuangan kepada Anies.

Sebab, PDI Perjuangan sekarang menjadi satu-satunya kekuatan oposisi formal dan itu jauh dari cukup untuk memberi perimbangan terhadap kekuasaan. Sementara figur Anies adalah representasi dari tokoh oposisi di luar pemerintahan.

“Nah kalau misalnya pertimbangannya itu ya Anies bisa menjadi opsi untuk diusung oleh PDI Perjuangan, meskipun masih ada resistensi di tingkat akar rumput. Sekali lagi, sedikit banyaknya kemenangan di Pilkada ini bicara soal sosok,” kata dia.