Pengamat Nilai Anies Tidak Cocok Merapat ke Gerindra: Kelasnya Sudah Capres, Sayang Kalau Dampingi Prabowo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria (Foto: Humas Pemprov DKI)

Bagikan:

JAKARTA - Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali dijagokan dalam Pilpres 2024 mendatang. Hal ini menyusul hasil survei yang dikeluarkan lembaga survei Indikator Politik Indonesia.

Anies berada pada posisi pertama sebagai calon presiden yang diperkirakan akan menarik suara publik terbanyak.

Pengamat politik Andriadi Achmad menilai, Anies Baswedan bakal didekati beberapa partai politik untuk diusung menjadi capres apabila elektabilitasnya kian meningkat. Seperti NasDem, PKS bahkan Gerindra.

"Saya lihat ada Nasdem, PKS dan Gerindra," ujar Andriadi kepada VOI, Jumat, 26 Maret.

Akan tetapi, jika diusung Gerindra, Anies dimungkinkan hanya akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Pasalnya, menteri pertahanan itu bakal maju kembali untuk ketiga kalinya sebagai capres.

"Cuma banyak yang menyayangkan kalau itu terjadi, karena Anies Baswedan bukan kelasnya lagi sebagai cawapres, tapi sudah menjadi capres," jelasnya.

Namun, bila Prabowo tidak lagi mencalonkan diri maka Anies bisa dipasangkan dengan Sandiaga Uno yang juga merupakan kader Gerindra.

"Kalau Prabowo-Anies tidak masuk, bisa jadi Anies-Sandi. Karena bagi Prabowo, dia bisa pegang kepalanya (Anies, red) istilahnya. Kemudian Sandiaga memang dia kader Gerindra, kemungkinan itu ada. Malah bisa jadi alternatif juga bagi masyarakat Indonesia," bebernya.

Direktur Eksekutif Political Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) itu menilai, apabila Anies disandingkan dengan Sandiaga, maka bukan tidak mungkin bakal meraup kemenangan lagi seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Terlebih keduanya sudah punya modal kepemimpinan yang bagus.

"Anies Bswedan sudah punya jejak rekam gubernur, Sandiaga sudah jadi menteri. Kalau kita lihat petanya, Sandiaga mewakili orang timur kan asal dari Gorontalo, sementara Anies mewakili Jawa," papar Andriadi.

"Lalu kalau secara peta politik kesukuan masuk juga walaupun Anies blasteran antara Jawa dan Arab, saya pikir itu memungkinkan. Bahkan saya melihat itu potensial untuk mengulang DKI," tambahnya.

Kendati demikian, koalisi antara Anies-Sandi menurut Andriadi, hanya bisa terwujud jika Prabowo tidak maju sebagai capres. Sebab, kendaraan Sandiaga sudah dipakai Prabowo. Kecuali, Sandi keluar dari partai berlambang Garuda itu dan mencari dukungan parpol lain.

"Kalau saya sih melihat ada kemungkinan koalisi itu (Anies-Sandi), tapi dengan catatan Prabowo tidak maju. Tapi kalau maju Anies sandi didukung oleh siapa?," tandasnya.