Bagikan:

JAKARTA - Brasil akan memperkatat aturan untuk memasuki negara itu tanpa visa mulai minggu depan, kata pemerintah pada Hari Rabu, setelah terjadi peningkatan jumlah migran yang menjadikan negara Amerika Selatan itu sebagai persinggahan dalam perjalanan menuju ke Amerika Serikat dan Kanada.

Mulai hari Senin, pelancong asing tanpa visa Brasil yang menuju negara lain harus melanjutkan perjalanan ke tujuan mereka atau kembali ke negara asal mereka, kata Kementerian Keamanan Publik Brasil kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.

Menurut dua laporan dari pihak berwenang  dan sumber senior kepolisian, penyelidikan menemukan para migran itu meminta untuk tinggal di Brasil, dengan tuduhan penganiayaan dan ancaman di negara asal mereka.

Setelah mereka diberi perlindungan di Brasil, banyak yang sering bepergian ke utara melalui darat, terutama menuju Amerika Serikat atau Kanada melalui Celah Darien yang berbahaya, yang menghubungkan Kolombia dan Panama, kata kementerian tersebut, mengutip penyelidikan polisi.

"Mereka meminta perlindungan (di Brasil) sebagai jaminan," kata sumber senior polisi tersebut, melansir Reuters 22 Agustus.

"Jika mereka tertangkap di perbatasan AS, mereka akan dikirim kembali ke Brasil, bukan ke negara asal mereka," lanjutnya.

Brasil telah mengalami lonjakan pelancong asing, terutama dari Asia, yang mendarat di negara itu untuk singgah dan kemudian mengajukan permohonan perlindungan selama mereka berada di sana, kata kementerian tersebut.

Sekarang, para penumpang tanpa visa itu tidak akan diizinkan untuk tinggal di Brasil.

Dari awal tahun 2023 hingga akhir Juni tahun ini, lebih dari 8.300 permintaan perlindungan diajukan di bandara internasional tersibuk di Brasil, menurut kementerian tersebut. Dari permintaan tersebut, hanya 117 yang tetap aktif dalam sistem migrasi nasional Brasil.

"Itu berarti bahwa 99,59 persen orang yang meminta perlindungan di bandara atau sekitar 8.210, telah meninggalkan negara tersebut atau tinggal secara tidak teratur," salah satu laporan menyatakan.

Lebih dari 70 persen pemohon selama periode tersebut berasal dari India, Vietnam dan Nepal, menurut laporan tersebut, yang menurut Menteri Kehakiman nasional Jean Uema kepada Reuters bertentangan dengan tren historis.

Dari permintaan suaka yang dianalisis, hampir 17 persen meninggalkan negara itu dalam waktu 30 hari, salah satu laporan menunjukkan, sebagian besar melalui Negara Bagian Arce di perbatasan dengan Peru.