JAKARTA - Helikopter yang membawa mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi dilaporkan mengalami kelebihan beban penumpang, sebelum mengalami kecelakaan maut akibat cuaca, lapor kantor berita semi resmi Iran, mengutip sumber keamanan yang diberitahu tentang hasil akhir investigasi.
"Investigasi dalam kasus kecelakaan helikopter Ayatollah Raisi telah selesai. Ada kepastian penuh bahwa apa yang terjadi adalah sebuah kecelakaan,” kata sumber keamanan, yang tidak disebutkan namanya, kepada Fars, dikutip dari Reuters 22 Agustus.
Dua alasan kecelakaan telah diidentifikasi: kondisi cuaca yang tidak mendukung dan helikopter tidak mampu menahan beban, sehingga menabrak gunung, sumber tersebut menambahkan, menurut Fars.
Penyelidikan menunjukkan bahwa helikopter tersebut membawa dua orang lebih banyak dari kapasitas yang diizinkan oleh protokol keamanan, kata sumber tersebut kepada Fars.
"Helikopter yang membawa presiden membawa dua orang lebih banyak dari yang diizinkan oleh protokol keselamatan, jadi ketika pilot menyadari kabut dan mencoba membawa helikopter ke ketinggian yang diperlukan, helikopter tidak memiliki tenaga untuk melakukannya dan, dalam kondisi jarak pandang terbatas karena kabut, tabrakan dengan gunung terjadi," kata sumber itu, dikutip dari TASS.
Lebih jauh diterangkan, badan-badan intelijen melakukan pemeriksaan terhadap sedikitnya 30.000 orang setelah kematian Presiden Raisi, menyimpulkan faktor manusia tidak dapat disalahkan, menurut sumber itu.
Ia mengatakan waktu keberangkatan telah ditetapkan sebelumnya, berdasarkan data dari badan cuaca. Tetapi, kunjungan presiden ke perbatasan dengan Azerbaijan melewati batas waktu, sehingga pada saat keberangkatan cuaca sudah memburuk.
Tidak ada sistem GPS yang dipasang pada helikopter sesuai dengan persyaratan keamanan, kata sumber tersebut. Itu berarti kemungkinan peretasan sistem elektronik pesawat dan segala upaya untuk merusaknya dikesampingkan.
Penyelidikan juga tidak menemukan bukti adanya zat kimia atau zat berbahaya yang dapat menyebabkan helikopter jatuh.
Menanggapi klaim kantor berita tersebut, yang mengutip dari "sumber keamanan", pusat komunikasi Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, yang bertanggung jawab untuk mempublikasikan informasi mengenai investigasi kecelakaan tersebut mengumumkan, apa yang disebutkan dalam laporan tersebut adalah menyimpang dan salah, dikutip dari Mehr.
BACA JUGA:
Pada 19 Mei, sebuah helikopter yang membawa Raisi dan pejabat Iran lainnya jatuh di Iran utara. Semua penumpang dan awak tewas.
Selain menewaskan Presiden Raisi, kecelakaan Dizmar, yang terletak di antara kota Varzaqan dan Jolfa di Provinsi Azerbaijan Timur itu juga menewaskan menewaskan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, Gubernur Azerbaijan Timur Malek Rahmati, imam Salat Jumat Kota Tabriz Seyyed Mohammad Ali Al-e Hashem, dan seorang anggota tim pengawal presiden Mahdi Mousavi.
Presiden Raeisi dan delegasi yang menyertainya kembali dari upacara peresmian bendungan di Sungai Aras bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.