JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, Moskow tidak akan mengadakan perundingan hingga Ukraina dikalahkan, setelah serangan terhadap Kursk.
"Semuanya berjalan lancar setelah neo-Nazi melakukan aksi terorisme ini terhadap Wilayah Kursk. Pembicaraan kosong tentang perdamaian yang luar biasa oleh mediator yang tidak berwenang sudah berakhir. Sekarang, semua orang mengerti - meskipun tidak seorang pun mengatakannya secara terbuka - tidak akan ada perundingan hingga musuh dikalahkan sepenuhnya," tulis mantan Presiden Rusia itu di Telegram, dilansir dari TASS 22 Agustus.
Ukraina melancarkan serangan lintas batas dengan mengerahkan pasukan, tank hingga kendaraan lapis baja ke wilayah Kursk Rusia pada 6 Agustus lalu.
"Menurut pandangan saya, risiko - meskipun secara teoritis - negara kita terjebak dalam perundingan di beberapa titik, sudah terlihat jelas," kata Medvedev, seraya menambahkan, ia berbicara tentang "perundingan damai yang prematur dan tidak perlu yang diusulkan oleh komunitas internasional, yang dipaksakan pada rezim Kiev."
Ia pun mempertanyakan prospek perundingan tersebut, atau hasil apa yang dapat dihasilkannya.
BACA JUGA:
Moskow menyebut serangan Ukraina di Kursk tidak akan terjadi tanpa adanya bantuan dari Barat. Sementara, Barat mengatakan Kyiv tidak memberitahu atau berkoordinasi perihal serangan tersebut.