Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Hari Senin, serangan terbesar Ukraina terhadap wilayah Rusia sejak dimulainya perang ditujukan untuk meningkatkan posisi negosiasi Kyiv menjelang kemungkinan perundingan damai dan memperlambat kemajuan pasukan Rusia.

Pasukan Ukraina menerobos perbatasan Rusia Selasa lalu dan menyapu beberapa bagian barat wilayah Kursk Rusia, serangan mendadak yang mengungkap kelemahan pertahanan perbatasan Rusia di daerah tersebut.

Presiden Putin mengatakan Ukraina "dengan bantuan para penguasa Baratnya" sedang mencoba untuk meningkatkan posisinya menjelang kemungkinan perundingan.

Dia mempertanyakan negosiasi apa yang mungkin dilakukan dengan musuh yang dituduhnya menembaki warga sipil dan fasilitas nuklir Rusia tanpa pandang bulu.

"Tugas utama, tentu saja, adalah bagi Kementerian Pertahanan untuk menekan, untuk melumpuhkan musuh dari wilayah kita," kata Presiden Putin, seraya menambahkan pasukan Rusia tengah mempercepat gerak maju mereka di sepanjang garis depan utama sepanjang 1.000 km, melansir Reuters 12 Agustus,

"Musuh tentu akan menerima respons yang setimpal," tegasnya.

Lebih lanjut Pemimpin Kremlin mengatakan, Ia memperkirakan upaya Ukraina lebih lanjut untuk mengacaukan perbatasan Barat Rusia.

Para pejabat Rusia mengatakan, Ukraina tengah berusaha menunjukkan kepada para pendukung Baratnya, mereka masih dapat mengerahkan operasi militer besar-besaran, sementara tekanan meningkat pada Kyiv dan Moskow untuk sepakat berunding tentang penghentian perang.

Sebelumnya, pasukan Ukraina memulai serangan besar di Wilayah Kursk pada 6 Agustus, dikutip dari TASS.

Peringatan serangan rudal telah dikeluarkan berulang kali di wilayah tersebut sejak saat itu. Menurut Kementerian Situasi Darurat Rusia, lebih dari 8.000 orang telah dievakuasi dari daerah perbatasan selama sehari terakhir karena serangan Ukraina, dan lebih dari 6.000 orang telah ditempatkan di pusat-pusat akomodasi sementara.

Rumah sakit telah menerima 69 orang yang terluka akibat serangan Ukraina di Wilayah Kursk, kata Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko. Dari jumlah itu, 17 dalam kondisi serius.

Diketahui, Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dalam apa yang disebutnya sebagai operasi militer khusus dan kini menguasai 18 persen wilayah Ukraina.

Hingga serangan mendadak terhadap Rusia, Ukraina telah kehilangan wilayahnya karena pasukan Rusia, meskipun ada ratusan miliar dolar dukungan dari AS dan Eropa yang ditujukan untuk menghentikan dan bahkan membalikkan laju Rusia.