Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan, Indonesia akan selalu berkomitmen dan berkontribusi untuk menjaga perdamaian dan kesejahteraan di dunia.

Itu dikatakan Menlu Retno di hadapan puluhan duta besar dan perwakilan dari negara sahabat saat meresmikan pemugaran Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI Hari Senin.

Dikatakan olehnya, selama satu dekade terakhir, Indonesia telah bekerja sangat keras untuk menjadi bagian dari solusi berbagai masalah regional dan internasional.

"Dari masalah Palestina hingga situasi di Afghanistan, dari konflik di Myanmar hingga perang di Ukraina, dari bencana alam hingga penanggulangan terorisme dan kejahatan terorganisasi transnasional," kata Menlu dalam pidatonya, Senin 19 Agustus.

"Kita berusaha menjadi jembatan penghubung dan menjadi mitra terpercaya," lanjutnya.

Dicontohkan olehnya, Indonesia sangat konsisten dalam menegakkan keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina.

"Kita telah berjalan berdampingan. Kita tidak akan pernah berhenti sampai Palestina merdeka dan berdiri tegak sebagai negara berdaulat. Saya mengajak semua pihak untuk memilih berada di sisi sejarah yang benar," kata Menlu Retno.

"Dan ke depannya, komitmen kita akan tetap sama. Indonesia akan selalu berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan kesejahteraan dunia sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi Indonesia," tandasnya.

Mengenai pemugaran Gedung Pancasila, gedung bersejarah di mana Pancasila pertama kali diperkenalkan sebagai ideologi Indonesia, Menlu Retno mengatakan prosesnya tidak, lantaran bangunan tersebut memiliki nilai sejarah dan merupakan cagar budaya.

"Di gedung ini, ratusan pertemuan dengan menteri luar negeri dan pejabat tinggi telah berlangsung. Banyak sekali orang telah berjalan di lorongnya. Berbagai pembicaraan telah dipertukarkan. Begitu banyak kesepakatan telah ditandatangani. Berbagai upaya yang tak terkira untuk menjaga perdamaian juga telah dibahas di atas meja," katanya.

"Bangunan ini telah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan diplomasi bangsa kita," ujar Menlu.

Memakan waktu sekitar 10 bulan, proses pengerjaannya melibatkan tim ahli bangunan cagar budaya dan ahli konservasi.

"Gedung Pancasila lebih dari sekadar batu bata, lebih dari sekadar bangunan. Gedung ini akan terus menjadi tonggak penting bagi perjalanan diplomasi Indonesia dan bagi banyak proses pengambilan keputusan dalam kebijakan luar negeri Indonesia," kata Menlu Retno.