Bagikan:

JAKARTA - Kelompok tani di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) memproduksi pupuk organik 5 ton per bulan untuk melayani kebutuhan tanaman pekarangan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Produksi pupuk organik yang kami kerjakan ini tergolong baru, yakni mulai pembuatan pertengahan Mei lalu atau baru sekira tiga bulan hingga sekarang," kata anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Amanah Ali Muchsin, Antara, Minggu, 11 Agustus.

Ali Muchsin yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kerang Dayo, Kecamatan Batu Engau ini melanjutkan, dalam tiga bulan ini pihaknya telah memproduksi 15 ton (5 ton per bulan), kemudian dikemas dalam karung dengan bobot 10 kg per karung.

Setiap kemasan dijual Rp35 ribu sehingga total pendapatan kotor selama tiga bulan ini mencapai Rp52,5 juta, atau Rp17,5 juta per bulan, maka hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kelompok tani maupun warga lain untuk membuat pupuk organik padat.

Sebelumnya, Sabtu (10/8) saat melakukan presentasi dalam rangka Lomba Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Provinsi Kaltim di Kantor Desa Kerang Dayo, ia mengatakan bahwa dari pendapatan kotor Rp17,5 juta per bulan ini, setelah dipotong operasional dan lainnya, maka pendapatan bersih sekira 50 persen.

Keuntungan ini tergolong tinggi karena untuk bahan baku tidak perlu beli, namun sudah tersedia di sekitar seperti dari limbah sawit berupa tangkos, pelepah, bungkil, dan serasa, bahkan berbagai kayu lapuk dan limbah gergaji kayu pun menjadi bahan baku pupuk organik ini.

Sedangkan untuk Lomba BBGRM ini digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim, Desa Kerang masuk dalam tiga besar dalam lomba ini sehingga tim penilai Kaltim melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan kebenaran dari dokumen yang sebelumnya diverifikasi oleh tim.

Rombongan Tim Penilai BBGRM dipimpin oleh Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim Helvin Sjafruddin, sedangkan tim penilai berasal dari berbagai unsur seperti DPMPD, LPM Kaltim, dan Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat (Forkom KPM) Kaltim.

Berbagai hal yang dilakukan penilaian dalam lomba ini meliputi gotong royong bidang lingkungan, kemasyarakatan, lingkungan, sosial budaya, keagamaan, dan bidang lingkungan, sehingga pengembangan ekonomi pembuatan pupuk organik ini menjadi salah satu penilaian karena diawali dari hasil gotong royong, bahkan hal ini termasuk bagian dari inovasi pengembangan ekonomi.