Bagikan:

JAKARTA - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) meningkatkan dukungan dalam optimalisasi sektor pertanian nasional melalui Program Agrosolution untuk komoditas padi di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.

Staf Senior Vice President Transformasi Bisnis Pupuk Kaltim, Yusva Sulistyo mengungkapkan bahwa sebagai perusahaan agroindustri unggulan tanah air, pihaknya berkomitmen dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui produk berkualitas, sekaligus meningkatkan upaya dalam mendorong produktivitas pertanian daerah.

"Program Agrosolution dihadirkan sebagai ekosistem pertanian terintegrasi melalui sinergi BUMN, untuk memberi kemudahan bagi petani dalam meningkatkan kapasitas hasil pertanian," kata Yusva di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 3 November.

Ia mengatakan, program tersebut merupakan kolaborasi Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama Pupuk Kaltim dan Maxxi Tani, yang ditandai dengan labuh panen raya padi, pada Kamis 27 Oktober.

Ia mengatakan, mulai dari akses permodalan serta agri input seperti benih, pupuk dan pestisida, asuransi gagal panen, pendampingan penerapan teknologi pertanian hingga offtaker untuk jaminan pembelian hasil komoditas secara berkesinambungan.

"Dari berbagai kemudahan yang diberikan pada program makmur, diharap petani akan lebih sejahtera tanpa khawatir hasil panen tidak terserap oleh pasar," ujarnya.

Pendampingan program makmur ini juga upaya menekan ketergantungan petani akan pupuk bersubsidi, dimana Pupuk Kaltim menghadirkan produk non subsidi NPK Pelangi 20-10-10 yang sangat cocok untuk peningkatan produktivitas padi, dengan pemakaian yang jauh lebih hemat dibanding pupuk bersubsidi.

Kata dia, hasilnya pun jauh lebih tinggi, yang dibuktikan dengan beragam demonstration plot (demplot) maupun program makmur di berbagai daerah di Indonesia.

Terbaru, produktivitas padi varietas Ciherang hasil ubinan BPP Sukorejo Kabupaten Ponorogo, mengalami kenaikan sebesar 20 persen, dengan hasil rata-rata 7,9 ton per Hektare (Ha) dibanding sebelumnya maksimal 6,5 ton/Ha.

Dalam artian ada kenaikan hasil 1,3 ton/Ha dengan penggunaan NPK Pelangi 20-10-10 selama pendampingan program Makmur.

"Selain itu, komoditas padi varietas Inpari 32 di Sukomoro Magetan juga mengalami kenaikan produktivitas sebesar 20 persen dari sebelumnya, dengan kenaikan rata-rata 1,5 ton/Ha," katanya.

Pada kesempatan itu Pupuk Kaltim turut memberikan edukasi pengolahan pembuatan kompos menggunakan biodekomposer Biodex bagi petani setempat.

Hal ini mengingat sudah tidak ada lagi subsidi pupuk organik oleh Pemerintah, sehingga petani harus mulai membiasakan diri menjaga daya dukung lahan agar tetap produktif menggunakan pupuk organik.

Lebih lanjut Yusva mengungkapkan, Biodex diproduksi Pupuk Kaltim sebagai bioaktivator perombak atau pendegradasi bahan organik ramah lingkungan, untuk membantu perbaikan kualitas lahan pertanian.

Penggunaan biodekomposer ini ditujukan untuk mempercepat proses dekomposisi kandungan bahan organik, hanya dalam waktu 2-3 minggu bahan organik telah siap menjadi pupuk kompos.

"Biodex dapat diaplikasikan tanpa harus menambahkan bahan lainnya seperti molase atau tetes tebu sebagai katalisator. Hal ini juga sudah dibuktikan para petani di Madiun, Ponorogo, Malang, dan Bojonegoro yang sudah menjalankan produksi pupuk kompos secara mandiri menggunakan Biodex," katanya.

Melalui edukasi yang diberikan, petani Trenggalek didorong mampu meningkatkan daya dukung lahan dengan memanfaatkan Biodex serta jerami sisa panen, sehingga sifat biologis tanah dapat terjaga dengan adanya pupuk organik.

Terlebih kandungan Biodex juga terbukti mampu menanggulangi beberapa penyakit pada tanaman seperti layu fusarium.

“Selain sebagai perombak bahan organik, Biodex juga bisa dimanfaatkan sebagai biopestisida untuk memproteksi tanaman agar tahan terhadap serangan penyakit. Sebab ada kandungan bakteri Trichoderma sp. didalamnya,” pungkas Yusva.

Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, yang turut hadir dalam panen raya dan edukasi penggunaan Biodex menyambut optimis pelaksanaan program Makmur oleh Pupuk Kaltim.

Ia berharap program ini mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian padi sekaligus mendorong kesejahteraan petani di wilayahnya, apalagi pada tiga musim sebelumnya, para petani sempat merugi karena mengalami gagal panen.

"Dari panen raya kali ini didapati hasil 5,98 ton/Ha. Ini cukup baik, mengingat tiga musim lalu para petani tidak panen sama sekali. Semoga hasil ini bisa terus ditingkatkan ke depannya," ujar Mas Ipin, sapaan akrab Mochammad Nur Arifin.