Bagikan:

JAKARTA - Presiden Jokowi menargetkan masyarakat yang menjalani vaksinasi COVID-19 mencapai 1 juta orang per hari. Namun, sampai saat ini target tersebut belum terpenuhi.

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengaku target tersebut sulit dicapai untuk saat ini. 

"Rata-rata (jumlah penerima vaksinasi) sangat sulit, karena di awal kita hanya 1.000 (dosis), 5 ribu, 10 ribu. Tapi ini terus kita tingkatkan bahkan menjadi 400 ribu per harinya," kata Nadia dalam diskusi virtual, Selasa, 23 Maret.

Nadia menjelaskan, ada beberapa faktor yang menghambat pencapaian target vaksinasi mencapai 1 juta dosis per hari. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan tersebar di berbagai daerah, kapasitas penyuntikan dan jumlah vaksinator masih terbatas.

Kata dia, kapasitas tiap puskesmas paling banyak 50-150 dalam memberikan penyuntikan dosis per hari. Kemudian, kapasitas rumah sakit juga hanya mampu menyuntik 300 sampai 500 vaksin per hari.

Terlebih, penyelenggara vaksinasi juga harus memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Jangan sampai antrean warga yang akan menjalani vaksinasi menumpuk sehingga menimbulkan kerumunan.

"Walaupun kita memiliki fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan, red) yang cukup besar, tidak akan kita bisa mengejar kecepatan satu juta dosis per hari. Hal ini mengingat ada protokol kesehatan yang harus kita jaga," ujar Nadia.

Oleh sebab itu, saat ini pemerintah membuka sentra-sentra vaksinasi massal di satu lokasi untuk mempercepat pengejaran target 1 juta dosis vaksinasi per hari.

"Adanya sentra vaksinasi bersama ini, inilah yang harus kita munculkan juga di berbagai daerah, terutama di kota yang memiliki penduduk besar dan terkonsentrasi. Vaksinasi bersama ini akan sangat mempercepat proses vaksinasi," ungkapnya.

Namun, hal ini juga tergantung dengan ketersediaan dosis vaksin yang ada. "kita akan memperhitungkan sesuai dengan ketersediaan vaksin. Pada saatnya vaksin yang tersedia mencukupi, maka tren vaksinasi akan mencapai 1 juta dosis per hari," pungkasnya.