PPKM Mikro di Jakarta Diperpanjang, Anies Sebut Disiplin 3M Warga Menurun
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Humas DKI Jakarta)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro sampai tanggal 5 April 2021. Hal ini mengikuti keputusan pemerintah pusat.

Anies menjelaskan, dalam sepekan terakhir terjadi penurunan kepatuhan masyarakat akan disiplin protokol kesehatan 3M. Data ini dihimpun dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, UNICEF, dan kader puskesmas.

"Ketiga indikator menurun, di antaranya memakai masker dan menjaga jarak hanya 40 persen dan mencuci tangan dengan sabun sebesar 10 persen saja. Padahal, sebelumnya indikator-indikator tersebut dapat menyentuh 85 persen," kata Anies dalam keterangannya, Selasa, 23 Maret.

Anies yakin perpanjangan PPKM mikro, ditambah dengan program vaksinasi akan lebih cepat memulihkan penanganan pandemi COVID-19, baik kesehatan maupun ekonomi.

Oleh sebab itu, ia meminta warga untuk meningkatkan disiplin protokol kesehatan. “Kami mengingatkan agar terus menerapkan disiplin protokol kesehatan 3M, meskipun kita bosan dan jenuh tetapi virusnya tak kenal bosan, tak kenal jenuh. Dan sering juga saya katakan bahwa memakai masker memang tidak nyaman, tetapi lebih tidak nyaman apabila dirawat karena positif Covid-19,” tutur Anies.

Melanjutkan, Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti memaparkan terjadi kenaikan jumlah kasus aktif COVID-10 selama sepekan terakhir. Pada tanggal 16 Maret, kasus aktif berada di angka 1.622. Lalu, kasus aktif kembali naik usai libur panjang.

"Periode pascalibur hari besar keagamaan Isra Miraj dan Nyepi, kurvanya kembali naik, meskipun tetap terkontrol menjadi 7.322 kasus aktif pada 21 Maret 2021,” jelas Widyastuti.

Lalu, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi per 7 Maret sebesar 8.256 tempat tidur dan terpakai 4.922 tempat tidur atau 60% dari jumlah yang ada. Sedangkan, jumlah kapasitas ICU per tanggal 7 Maret sebesar 1.148 dan terpakai 755 ICU atau sebesar 66% yang terpakai.

“Sementara, itu per tanggal 21 Maret kami memiliki kapasitas 7.863 tempat tidur isolasi dan terisi 4.258 atau 54 persen serta untuk ICU sebesar 1.142 dan terisi 674 atau 59 persen. Dengan begitu, tempat tidur dan ICU yang sebelumnya disiapkan dapat dialihkan untuk perawatan pasien non-Covid,” terangnya