Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menggandakan pembayaran di muka bagi para relawan yang berperang di Ukraina.

Ini menjadi langkah yang bertujuan untuk memfasilitasi perekrutan militer tetapi kemungkinan besar akan menciptakan ketidakseimbangan dalam perekonomian.

Dilansir Reuters, Rabu, 31 Juli, semua warga Rusia yang menandatangani kontrak dengan tentara sekarang akan menerima pembayaran di muka sebesar 400.000 rubel (4.651 dollar AS setara Rp75,7 juta).

Keputusan tersebut juga merekomendasikan agar pemerintah daerah mencocokkan pembayaran ini dari anggaran mereka dengan jumlah yang setidaknya sama.

Dengan pembayaran bulanan minimum bagi prajurit yang berpartisipasi dalam  “operasi militer khusus” yang ditetapkan sebesar 204.000 rubel, keputusan baru tersebut menaikkan upah tahunan minimum pada tahun pertama dinas menjadi 3,25 juta rubel (37.791 dollar AS atau setara Rp615 juta).

Gaji bulanan untuk petugas lebih tinggi dan bergantung pada pangkat mereka.

Semua rekrutan juga menerima uang tambahan untuk berpartisipasi dalam serangan atau menghancurkan tank musuh dan mesin lainnya.

Awal bulan ini, Wali Kota Moskow menetapkan pembayaran di muka bagi penduduk kota yang mendaftar untuk berperang di Ukraina sebesar 1,9 juta rubel (21.777 USD) dari anggaran kota, sehingga gaji tahunan mereka pada tahun pertama bertugas menjadi 5,2 juta rubel.

Peningkatan terbaru ini berarti gaji tahunan minimum untuk tentara kontrak Rusia yang bertempur di Ukraina akan melebihi upah rata-rata di Rusia lebih dari tiga kali lipat, dan gaji minimum untuk warga Moskow melebihi upah rata-rata lebih dari lima kali lipat.

Pembayaran semacam itu telah membantu Rusia menghindari mobilisasi nasional baru setelah kampanye yang bermasalah pada tahun 2022 menyebabkan eksodus besar-besaran ke negara-negara tetangga.

Namun, beberapa ekonom berpendapat pembayaran tersebut menciptakan spiral upah dalam perekonomian.

Kenaikan upah juga didukung oleh serangkaian langkah lain, seperti pengecualian pembayaran bunga bulanan atas pinjaman konsumen untuk sukarelawan dan jaminan negara atas pinjaman tersebut jika terjadi kematian.

Langkah-langkah ini telah mendorong calon sukarelawan untuk mengambil pinjaman konsumen dan berkontribusi pada pertumbuhan pinjaman konsumen yang berkelanjutan, meskipun bank sentral menaikkan suku bunga utamanya untuk mendinginkan perekonomian.

Para pejabat Rusia mengatakan sekitar 190.000 orang telah menjadi sukarelawan sepanjang tahun ini untuk berperang di Ukraina, dibandingkan dengan 490.000 kontrak yang ditandatangani pada tahun 2023.